Pendakicantik.com – Ada informasi yang dikutip dari TribunKerinci pada tanggal 24 Oktober 2022 ada pendakian ilegal dilakukan Warga Negara Asing (WNA) yang didampingi guide lokal mendaki ke Gunung Kerinci.
Perlu diketahui, sejak 18 Oktober 2022 Gunung Kerinci mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Baca Juga: Antara Kisah Mistis Gunung Gede dan View Gunung yang Bikin Candu
Sejak 19 Oktober 2022, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) menutup tujuan wisata pendakian Gunung Kerinci sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Gunung Api Kerinci Erupsi, Keluarkan Asap Tebal Sejauh 700 Meter #SeputariNewsPagi 21/10
Sejak penutupan pendakian Gunung Kerinci, setidaknya ada beberapa kelompok wisawatan yang membatalkan dan juga mengubah jadwal perjalanan mereka hingga 2023.
WNA Nekad Mendaki ke Gunung Kerinci yang Sedang Erupsi
Dan sudah pasti ada banyak pemandu dan tour operator yang harus mengubah jadwal tamu mereka yang ingin berkunjung ke Gunung Kerinci.
Baca Juga: Pulau Pasir dan Fakta Menarik yang Kini Diklaim Australia
Wisatawan Banyak Membatalkan Penjalanan
Seorang pemandu mengaku banyak wisawatan yang pada akhirnya membatalkan rencana perjalanan untuk melakukan pendakian Gunung Kerinci.
“Sebagai pemandu gunung yang berkompeten dibidangnya, tentu harus mengikuti aturan dan standar operasional prosedur yang berlaku. Termasuk jika mendadak terjadi penutupan jalur pendakian dikarenakan faktor alam seperti erupsi pada gunung api aktif seperti Gunung Kerinci,” ujarnya.
Menurutnya, penutupan jalur pendakian menjadi hal yang wajar dan mau tidak mau harus ditaati aturan tersebut baik oleh wisatawan ataupun oleh pemandu itu sendiri.
“Namun pada tanggal 24-10-2022 saya mendapatkan laporan dari masyarakat ada kegiatan pendakian di Gunung Kerinci dalam kondisi gunung yang sedang erupsi dan semua jalur pendakian ditutup. Infonya dilakukan beberapa WNA dengan didampingi pemandu lokal,” jelasnya.

Informasi tersebut diteruskannya ke pihak Taman Nasional Kerinci Seblat. Namun saat itu dia dimintai bukti foto.
“Tentu saja saya tidak memiliki bukti yang di minta. Saya mengumpulkan kembali informasi yang beredar di lapangan dari informasi yang saya dapat, sebelumnya juga ada wisatawan yang melakukan pendakian dengan didampingi pemandu lokal dalam kondisi jalur pendakian Gunung Kerinci sedang ditutup,” ujarnya.
Baca Juga: Pulau Pasir: Fakta Menarik Milik Australia Dekat Rote, NTT
Belum Ada Kepastian tentang WNA yang Naik Gunung Kerinci
Meski ini baru dugaan sementara dan kebenaran dari informasi tersebut masih diragukan, ia berharap banyak kepada Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat yang baru saja menjabat dan mungkin juga dapat melibatkan pihak Imigrasi melakukan investigasi yang mendalam terhadap dugaan kasus pendakian ilegal di Gunung Kerinci.
Sebab, jika pendakian ilegal ini benar terjadi pada saat Gunung Kerinci dalam keadaan erupsi, menjadi sangat berbahaya. Dugaan sementara yang melakukan kegiatan pendakian ilegal ini adalah warga negara asing (WNA) dan didampingi pemandu lokal.
“Mengabaikan surat edaran penutupan Gunung Kerinci yang dikeluarkan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, tentu saja tindakan ini sudah melanggar hukum,” katanya lagi.

Sulit dapat Bukti Dokumentasi untuk Pendakian Ilegal
Ia mengakui sulit mendapatkan bukti dokumentasi yang diminta. Karena yang namanya tindakan ilegal, tentu dilakukan secara sembunyi dan sistematis. Dari dugaan sementara pendakian ilegal di Gunung Kerinci ini, ia berharap ini tidak benar terjadi.
“Ada banyak pemandu yang harus menjadwalkan ulang tanggal perjalanan dengan wisatawannya hingga tahun depan, membatalkan perjalanan. Ada wisatawan yang melakukan refund tiket penerbangan. Pemandu dan wisatawan merasakan dampak langsung dari penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci,” ujarnya.
Baca Juga: Kisah Mawi, Mantan Pemburu Harimau Sumatera yang Bertobat
Yang disayangkannya, jika ada wisatawan dan pemandu lokal yang melakukan pendakian di Gunung Kerinci.
Sementara itu pihak dari pengawas Gunung Kerinci Danuri dikonfirmasi mengatakan, hingga Selasa (25/10/2022) Gunung Kerinci masih mengeluarkan asap hitam tapi tidak sepekat hari-hari sebelumnya.

“Di R10 selama penutupan tidak ada satupun tamu yang melapor akan mendaki, baik WNA atau WNI,” ujarnya.