#PendakiCantik – Video yang menunjukkan seorang pendaki membawa sound portable saat melakukan aktivitas pendakian mendadak viral di media sosial.
Video tersebut pertama kali dibagikan pertama kali oleh akun Instagram @pendakilawas.
Detik-detik awal terlihat ada seorang pria bertopi cokelat membawa sound portable di tangan kiri dan sebuah botol minuman berwana hijau di tangan kirinya.
Bagian yang mencuri perhatian, dimana sound portable tersebut di-on-kan oleh pria tersebut dengan memutar sebuah lagu dengan suara yang terdengar jelas lewat rekaman tersebut.
Sangking kerasnya suara yang dikeluarkan dari sound portable, hingga ada seorang pendaki lain yang sampai menutup telinga dengan jarinya seolah menandakan terganggu dengan suara tersebut.
Tanggapan Pegiat Konservasi
Menanggapi video viral tersebut seorang pegiat konservasi Gunung Prau, Andi Gunawan memulainya dengan upaya mereka saat membuat tata tertib mendaki Gunung Prau.
Andi mengatakan bahwa dalam tata tertib yang mereka buat, alat musik ditempatkan sebagai salah satu barang yang tidak boleh dibawa saat mendaki gunung.
Selain karena hal tersebut bisa mengganggu pendaki lain, alat musik juga menurutnya dapat mengganggu alam itu sendiri.
Hal ini membuat ia menilai bahwa pendaki yang membawa speaker portable saat mendaki gunung merupakan bagian dari fenomena pendaki instan. Maksudnya pendaki tersebut tidak melewati proses belajar sebagai pendaki terlebih dahulu.
Pertanyakan Tanggung Jawab Pengelola
Fenomena terkait membawa alat musik saat mendaki gunung bukan hanya kali ini saja terjadi. Beberapa waktu belakangan ini, info tentang dugem di gunung marak di medsos.
Oleh karena itu, Andi menilai bahwa kejadian pendaki membawa speaker portable tidak terlepas dari tanggung jawab pengelola pos pendakian.
Ia pun berharap agar pengelola perlu memiliki ketegasan saat paendaki berada di pos masuk. Pebatasan kuota pendakian menurut Andi menjadi penting karena akan membantu petugas melakukan pengamanan sesuai kemampuan.
Esensi Pendakian Jadi Hilang
Andi Gunawan sendiri mengaku kurang setuju dengan aksi pendaki yang viral tersebut. Hal ini menurutnya membuat esensi mendaki itu sendiri jadi hilang.
Baginya mendaki gunung adalah kegiatan perjalanan yang khidmat padat proses yang mengajarkan banyak hal.
Seperi menaklukkan diri sendiri yang mengarahkan pada penyadaran kita bahwa manusia amatlah kecil dihadapan-Nya.
Terakhir Andi menambahkan, selain menganggu pendaki lain, memutar musik dengan kecang terlebih menggunakan sound portable dapat mengganggu satwa di sekitar jalur pendakian.