Apa kabar Pendaki Cantik? Di luaran sana, tentunya masih banyak para sahabat yang mempertanyakan alasan, kenapa kita memilih “mendaki” sebagai hobi.

Karena itu, artikel kali ini khusus akan membahas sharing dari 13 kawan Pendaki Cantik tentang alasan mereka memilih naik gunung. Bagikan ke sahabatmu, ya!

13 Alasan Mendaki Gunung

Sebagian orang masih merasa aneh jika ada perempuan yang menjadi salah anggota backpacker (pendaki); salah satu kegiatan ekstrem dan berbahaya yang lebih banyak dilakukan kaum cowok.

Pertanyaan dalam nada khawatir juga pasti akan diungkapkan oleh perempuan yang belum pernah mendaki gunung saat diajak untuk ikut serta.

Ya, pertanyaan semisal: “Apa sih enaknya mendaki gunung? Kayak kurang kerjaan aja.” Atau, “Kenapa harus ke gunung? Dilihat dari samping rumah saja sudah cukup. Itu kan bahaya”.

BacaAntara Hobi Dan Dukungan Orang Tua

Sangatlah wajar jika pertanyaan itu terbersit di kepala seorang perempuan yang belum aktif dan belum pernah ikut nanjak atau melakukan kegiatan mendaki gunung.

Namun ke-13 Pendaki cantik ini yakin dan percaya bahwa cara berpikir itu akan berubah ketika kamu sudah pernah mencoba dan merasakan indahnya kegiatan ekstrem ini.

Para Pendaki cantik yakin, akan banyak hal positif yang akan diperoleh dari sana. Sesuatu yang selalu membuat kamu rindu untuk mendaki, mendaki, dan mendaki lagi.

Ini catatan beberapa dari mereka tentang alasan mendaki gunung:

1. Alam bisa obati rasa luka

“Entah kenapa alam itu sangat bisa ngobati rasa luka apapun dalam artian kalo lagi suntuk atau bener-bener punya masalah gede kek hopeless gitu kak.

Meskipun keluarga ga pernah dukung tapi hati ini yakin aja buat nekunin kegiatan alam ini.” – @tamisyau

Alam bisa obati rasa luka
Hutan Lumut, Gunung Singgalang | @tamisyau

2. Bisa belajar mandiri

“Sampe sekarang gak ijin. Ayah cuma liat hasil dari foto yang ada. Mungkin ayah tau kalo anaknya suka naik tapi diem-diem, tapi ayah gak komentar apa-apa.

Mungkin dalam hatinya bilang: ‘Anak bontot ayah udah gendong-gendong keril lebih dari kepala.’ Entah ayah bangga apa malah sedih.” – @fajriyahumairah

Bisa belajar mandiri
Senja di Merbabu | @fajriyahumairah

BacaKetika Harus Memilih: Jodoh Atau Hobi?

3. Alam adalah guru yang luar biasa

“Pastinya, Alam itu mengajarkan saya banyak hal yang luar biasa. Mendekatkan kita dengan sang pencipta. Alam itu udah sebagian hidup dari kita semuanya.

Dari keluarga, responnya positif. Intinya kita bisa jaga diri saat melakukan kegiatan alam apapun.” @alifadila.andd

Alam adalah guru yang luar biasa
Ciwedey, Bandung | @alifadila.andd

4. Bisa dapat banyak teman

“Intinya sih pendakian pertama ini bikin aku ketagihan buat naek gunung lagi dan bisa dapet temen banyak …” – Twitter @gintamarsya

Bisa dapat banyak teman
“Cover” | FB/ginta.marsya

BacaJika Nanti Pacarmu Seorang Pendaki Cantik, Pahami Ini

5. Tak bisa pisah dari alam

“Udah berusaha kuat buat meyakinkan orang tua dengan berbagai macam cara. Tapi masib saja belum dpt ijin. Apalagi ditambah dengan banyaknya berita di TV dan koran yg tentang anak meninggal di gunung.

Contohnya kayak kasus anak jogja yang jatuh ke kawah Merapi. Terus, tentang korban anak gunung yang meninggal karena kebakaran hutan, dll.

Itu yang membuat midnset orang tua berpikir bahwa naik gunung sangat berbahaya. Mungkin karena khawatir nya mereka. Tapi bener dah.. Jiwanya gak bisa pisah dari alam, jadi nekad deh..” – @ratnasarie2

Tak bisa pisah dari alam
Gunung Lawu | @ratnasarie2

6. Mendamaikan hati

“Jujur aja sih, sebelum booming-bomingnya naik gunung itu aku udah diajakin naik temenku. Sebelumnya mikir juga, buat apa sih naik gunung? Orang gunung diliat aja indah, kenapa harus dideketin gitu lho…

Nah, dari situlah temenku yang udah sering naik ngajak aku biar tau rasanya kayak apa mendekati sesuatu yang indah itu.

Dan, ternyata di tempat yang disebut indah itu, ada berjuta-juga keindahan yang lebih, lebih dari yang aku lihat sebelumnya. And well.. Mendamaikan. Just it.” @mukaromah_29

Mendamaikan hati

Puncak Pemancar, Gn.Merbabu | @mukaromah_29

BacaSahabat Seperjalanan Mendaki ke Puncak Gunung

7. Menemukan diri sendiri

“Jadi aku tuh dari SD suka banget hiking karena ikut pramuka. Tapi di Bangka itu ga ada gunung yang tinggi. Adapun bukit tapi sangat jarang dinaikin karena sakral.

Jadinya aku ga pernah sama sekali naik gunung. padahal seneng banget sama alam. gatau kenapa. Emang berasa nemuin diri sendiri dan punya kekuatan sendiri aja kalo udah bersentuhan dengan alam.

Akhirnya naik Papandayan untuk pertama kali walopun ga sampe puncak tapi berasa mau lagi dan lagi. Sampe akhirnya tiap bulan mendaki gunung pas 2014.” – @anggunpratami

Menemukan diri sendiri
Gunung Guntur | @anggunpratami

8. Naik gunung itu guru alami

“Saya bisa menyimpulkan bahwa naik gunung itu guru alami. Memang beneran belajar susah, dan menguji kesetian kita dengan teman.” – Twitter @gladissacm1899

Naik gunung itu guru alami
“Mendaki bukit” | Twitter @gladissacm1899

BacaRindu Mendaki Gunung Lagi? Kamu Tidak Sendiri

9. Mampu mengalahkan diri sendiri

“Sampe sekarang tiap aku naik gunung aku selalu bilang ke diriku sendiri, aku bisa sampe puncak artinya aku udah ngalahin diri aku sendiri.

Sampe rumah aku malah ketagihan mau naik lagi, pas mau naik gunung gak dibolehin sama ayah tapi berusaha yakinin dan akhirnya boleh.” – @puspaalifya

Mampu mengalahkan diri sendiri
Gunung Merbabu || @irana_d

10. Fokus pada tekad, tujuan, dan semangat

“Sampai sekarang belum dapat restu dari orang tua untuk bisa naik gunung. Tapi maaf, saya sering melanggar itu; berangkat tanpa restu.

Takut? Iya. Sangat takut untuk meneruskan perjalanan. Tapi tekad lebih kuat. Tujuan dam semangat nya juga gak luntur.” @vicky_jasman

Fokus pada tekad, tujuan, dan semangat
Plawangan Sembalun, Rinjani | @niputuam

Baca10 Alasan Untuk Mendaki Gunung

11. Mengenal Diri Sendiri

“Aku sih jujur aja karena mungkin aku merasakan kegiatan alam itu seperti aku mengenal diriku sendiri. Karena dari kecil udah diperkenalkan sama keluarga.

Selain itu, aku mencoba hal-hal yang baru di situ, seperti naik gunung, kan aku ga pernah tuh sebelumnya.” – @yonadhana

Mengenal Diri Sendiri
Lovely Dieng | @yonadhana

12. Menemukan jati diri, hobby, dan kebahagiaan

“Beberapa hari naik gunung, berangkat pulang selamat. Tapi pendakian selanjutnya kalau yang hanya bukit, biasa jarang ijinnya, hehehe (jangan ditiru). Di alam aku menemukan entah itu yang dinamakan jati diri, hobby, kebahagiaan, atau apalah.

Susah sekali menjelaskan ketika harus mengungkapkan alasan kenapa menyukai terhadap sesuatu. Karena tanpa ada alasanpun, yang sama suka yaa tetap suka..” – Tarita

Menemukan jati diri, hobby, dan kebahagiaan
“Menunggu tapi tak ditunggu” | @agellaputri

BacaAku dan Kenangan di Puncak Gunung

13. Melawan rasa takut

“Aku baru pertama kali naik gunung nah katanya kali ke Merbabu lewat jalur wekas itu susuh, nah aku lewat jalur wekas ituu,tapi aku nggk ada rasa takut apapun.

Walau temen temen bilang kalo jalur wekas utu bahaya, biasanya yang udah senior-senior gitu… Tapi kenyataannya apa gampang aja.

Alhamdulillah, semua berkat bantuan Allah-lah pastinya. Kita sampe puncak pas pukul 5.15 pas banget liat sunrisee.” – @lailaroqybah

Melawan rasa takut
Gunung Slamet | @lailaroqybah

Demikian sharing dari 13 pendaki cantik tentang hobby mereka naik gunung. Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu juga punya pengalaman dan pendapat yang sama?

Berbagilah bersama para sahabat Pendaki Cantik di seluruh Indonesia. Semoga dengan itu, kita dapat saling meneguhkan satu sama lain dan semakin menghargai kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi nusantara.

*Kontributor: Pendaki Cantik

Share.