#PendakiCantik – Mendaki gunung saat musim pancaroba lebih gampang bila dibandingkan lakukan pendakian di musim hujan yang cenderung rawan kecelakaan.
Hanya saja saat pancaroba frekuensi badai cenderung tinggi, angin bertiup kencang, hujan pun bisa jadi tiba-tiba datang. Tidak sedikit juga ada gunung yang terbakar.
Selain masalah kebakaran, tak sedikit pendaki yang pulang dengan “membawa” penyakit saluran pernapasan atas seperti pilek atau batuk.
Supaya pendakian kamu di musim pancaroba lebih nyaman dan tetap bugar, berikut tips yang bisa dicoba.
1. Pilih Gunung yang tidak rawan kebakaran

Ada setidaknya tujuh gunung di pulau Jawa yang rawan kebakaran seperti Gunung Lawu, Merbabu, Slamet, Sindoro, Sumbing, Cermai dan Gunung Kawi.
Sebelum memutuskan untuk naik gunung, lakukan observasi terlebih dahulu, gunung manakah yang aman untuk didaki saat musim pancaroba.
Hindari naik gunung dengan hutan yang banyak ilalangnya. Sebab, saat musim kemarau hutan akan kering dan ilalang akan mudah terbakar hingga melahap bagian hutan lainnya.
2. Tidak melakukan aktivitas yang bisa menyulut kebakaran

Api unggun menjadi penyebab umum terjadinya kebakaran di gunung. Kasus kebakaran di Gunung Lawu beberapa waktu lalu.
Api yang membakar ilalang Gunung Lawu di kawasan dekat Candi Cetho disebabkan oleh pemadaman api unggun yang tidak sempurna.
Jika terpaksa harus membuat api unggun untuk melawan serangan hipotermia, pastikan api tetap aman terkendali.
Sedangkan buat kamu yang merokok, pastikan menyimpan puntung rokok di tempat yang aman. Simpanlah pada kantong khusus untuk nantinya dibuang ke tempat sampah.
3. Simpan nomor telepon basecamp

Mendaki gunung saat musim pancaroba memang rawan kebakaran. Contohnya, sebanyak 541 pendaki harus dievakuasi dari puncak Sumbing akibat kebakaran beberapa hari lalu.
Memiliki daftar kontak basecamp gunung saat akan melakukan pendakian adalah keharusan.
Bukan hanya bermanfaat untuk mengarahkan kita menuju lokasi basecamp, namun juga sangat berguna ketika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan.
Misalnya butuh pertolongan tim SAR untuk mengevakuasi pendaki karena terjebak kebakaran.
4. Kebutuhan 2,5 liter air selama pendakian harus terpenuhi

Mendaki gunung saat musim pancaroba akan menguras keringat dan tenaga.
Cuaca panas serta hujan yang tiba-tiba datangakan berdampak pada kesehatan atau pun kekebalan tubuhmu.
Air mineral sangat dibutuhkan tubuh. Selain mengurangi dahaga, air mineral bermanfaat untuk mencegah tubuh terkena infeksi dan meningkatkan metabolisme.
5. Bawa jaket gunung berbahan polar dan windproof

Meski di siang hari cuaca terasa terik, namun bisa saja hujan turun dengan tiba-tiba. Belum lagi angin kencang saat malam dan suhu yang tiba-tiba menurun dengan drastis.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, bawalah dua jenis jaket. Pertama, jaket berbahan polar yang berfungsi menghangatkan dan kedua jaket windproof sebagai penghalau angin kencang.