Pendakicantik.com – Taat Puji Prihatin (58), seorang pendaki asal Temanggung, Jawa Tengah, meninggal dunia saat mendaki di Gunung Sagara.

Taat Puji Prihatin diduga meninggal dunia karena menderita sakit jantung saat melakukan pendakian di Gunung Sagara, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi: Adanya Aktivitas Vulkanik Berupa Letusan Asap

Berdasarkan keinginan semasa hidupnya, ia meminta dimakamkan di sekitar gunung jika meninggal saat melakukan pendakian.

Tragis, Pendaki Gunung Sagara Garut Tewas di Base Camp

Kapolsek Wanaraja AKP Maolana membenarkan seorang pendaki bernama Taat Puji Prihatin (58) yang meninggal diduga karena sakit setelah melakukan pendakian pada Sabtu (4/2) sore.

Taat Puji Meninggal karena Serangan Jantung Saat Mendaki di Gunung Sagara

“Sempat foto-foto di sekitar ‘base camp’ setelah Salat Ashar, ia kemudian memesan teh manis kepada pemilik warung dan setelah itu tiba-tiba terjatuh dan langsung tak sadarkan diri,” jelas Maolana dilansir dari Antara pada Senin (6/2/2023).

Baca Juga: Indonesia akan Memiliki 12 Geopark Berstatus Gobal Tahun 2024

Sempat Foto-foto di Sekitar Base Camp

Ia menjelaskan, setelah mendapatkan laporan adanya pendaki yang meninggal dunia, personelnya langsung menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara lalu memintai keterangan sejumlah saksi di daerah itu.

Berdasarkan keterangan yang didapat, korban (Taat Puji) tiba di kawasan kaki Gunung Sagara Sabtu (4/2) pagi bersama seorang pendamping, kemudian melakukan pendakian hingga sampai ke puncak gunung sekitar pukul 13.00 WIB.

Taat Puji Meninggal karena Serangan Jantung Saat Mendaki di Gunung Sagara
Foto: Pendaki Cantik –

“Tak begitu lama berada di kawasan puncak gunung dan langsung turun kembali, sekitar pukul 16.30 WIB mereka sampai di ‘base camp’ dan langsung istirahat,” ujarnya.

Maolana menyampaikan, korban sempat menunaikan ibadah Salat Ashar, setelah itu ke warung memesan minuman teh manis, tidak lama korban pingsan dan terjatuh, kemudian dibantu oleh pengunjung dan petugas jaga.

Korban yang tidak sadarkan diri langsung dibawa ke rumah warga setempat, namun sesampainya di rumah warga, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Warga kemudian membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut pukul 21.00 WIB.

Baca Juga: Rencana Pembatasan Pendakian di Bali Membuat Resah Pelaku Usaha Pariwisata

Dimakamkan di Sekitar Kawasan Gunung Sagara

Maolana mengungkapkan, berdasarkan permintaan keluarga korban, jasad pendaki tersebut tidak dilakukan autopsi, kemudian keluarganya juga meminta tidak dibawa pulang ke kampung halamannya berdasarkan amanahnya.

Dalam amanahnya itu, kata Maolana, jika korban meninggal dunia saat melakukan pendakian gunung, maka jasadnya harus dimakamkan di sekitar gunung yang menjadi tempat pendakian terakhirnya.

Berdasarkan permintaan keluarga yang dituangkan dalam surat pernyataan dan ditandatangani kedua anak korban, yakni Olivia Wardhani dan Kevin Maulan Mohammad itu, jenazah dimakamkan di tempat pemakaman umum yang ada di sekitar kawasan Gunung Sagara.

Taat Puji Meninggal karena Serangan Jantung Saat Mendaki di Gunung Sagara
Foto: Pendaki Cantik –

Surat pernyataan itu juga menyampaikan keinginan pihak keluarga korban kepada masyarakat maupun petugas jaga Gunung Sagara untuk melakukan proses pengurusan jenazah sesuai syariat Islam.

“Surat pernyataan tersebut diantaranya menerangkan jika mereka mengizinkan jasad almarhum dimakamkan di daerah Sagara,” jelasnya.

Share.