Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) mengumumkan, semua jalur pendakian Gunung Merbabu akan ditutup untuk sementara. Penutupan tersebut akan berlaku selama sebulan, terhitung sejak tanggal 20 Mei hingga 20 Juni 2019.

Keputusan tersebut tertuang dalam pengumuman nomor PG. 01/T.35/TU.EVLAP/2019 tentang penutupan sementara jalur pendakian Gunung Merbabu. Pengumuman itu dikeluarkan BTNGMb pada 14 Mei 2019, dan ditandatangani Plt Kepala Balai, Ir Junita Parjanti, MT.

BacaWajah-wajah Cantik di Pendakian Gunung Merbabu

Sejumlah Jalur Pendakian Rusak Parah

Kasubag TU BTNGMb Johan Setiawan mengungkapkan, selain dalam rangka pemulihan ekosistem, penutupan tersebut juga dilakukan atas sejumlah pertimbangan lain.

“Ada hal-hal yang menjadi pertimbangan serius penutupan (sementara seluruh jalur pendakian Gunung Merbabu) ini,” ungkapnya seperti dikutip detikcom, Rabu (15/5/2019).

Pertimbangan itu, antara lain kondisi jalur pendakian yang rusak parah dan longsor. Sebagian perlu dibuatkan jalur baru dengan memperhatikan aspek keselamatan pengunjung atau pendaki.

Disebutkan, jalur pendakian melalui Selo, Boyolali saat ini kondisinya rusak parah. Bahkan, jalur itu juga sering makan korban, yakni banyak pendaki yang cidera akibat tergelincir dan jatuh.

“Itu terlihat banyaknya evakuasi (pendaki cidera) yang kita dilakukan,” ungkap Johan.

Kemudian, jalur Thekelan, Kabupaten Semarang mengalami longsor dan menutup jalur. Akibatnya jalur pendakian ini terputus total dan harus dibuatkan jalur baru.

Begitu pula dengan jalur Suwanting, Kabupaten Magelang ada longsor sepanjang 10 meter ditepi jurang 3 hingga 4 meter.

“Jalur Wekas (Magelang) longsoran batu-batu lepas membahayakan pendaki,” paparnya.

BacaSenandung Cinta Tentang Alam Merbabu

Menurut dia, untuk perbaikan maupun pembuatan jalur baru tersebut memerlukan waktu dan tenaga. Mengingat saat ini menjelang Lebaran, sehingga cari tenaga untuk perbaikan juga tidak mudah.

“Yang paling realistis (pengerjaan perbaikan ) dilakukan seminggu setelah Lebaran,” lanjutnya.

Setelah dilakukan perbaikan, jalur tersebut juga tidak bisa langsung difungsikan. Namun diperlukan waktu jeda agar terjadi pemadatan dan pemantapan tanah, sehingga tidak menjadikan makin rusaknya jalur yang bisa membahayakan pengunjung.

“Hal-hal tersebutlah sehingga kami memutuskan untuk menutup jalur sementara waktu sambil memberikan jeda kepada jalur pendakian,” tegasnya.

Johan mengakui, dengan memberlakukan penutupan sementara, ada pihak-pihak yang kurang nyaman. Maka pihaknya mohon maaf dan mohon dapat dimaklumi, karena penutupan tersebut juga demi keselamatan pengunjung sendiri.

Bagi pecinta alam yang ingin menyalurkan hobinya naik gunung, pihaknya menyarankan sejumlah alternatif, antara lain ke Gunung Lawu, Sindoro dan Sumbing.

*Sumber: Detik

Share.