Pendakicantik.com – Film dokumenter “Eating Our Way To Extinction” yang dinarasikan oleh aktris Raline Shah dan diproduser oleh artis ternama peraih Oscar Kate Winslet dengan cara resmi diluncurkan oleh Broxstar Productions dan Vision Films di beberapa negara.
Mengangkat judul berbahasa Indonesia “Cerita Manusia Merangkai Punah”, film ini sudah disulihsuarakan ke beberapa bahasa lokal, termasuk Bahasa Indonesia.
Baca Juga: Cara Buang Air di Gunung yang Penting buat Pendaki Gunung
Raline Shah mengutarakan belajar banyak saat jadi narator film dokumenter itu.
Raline Shah Jadi Narator Film Dokumenter Eating Our Way To Extinction
Film berdurasi sekitar 81 menit itu mengajak pemirsa berkeliling dunia dimulai dari kedalaman hutan hujan Amazon, Pegunungan Taiwan, gurun di Mongolia, sampai Fjord Norwegia untuk menyaksikan keadaan menyedihkan lingkungan dan kondisi bumi sekarang ini, karena kehadiran peternakan hewan berskala besar.
Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Gunung Arjuno di Jawa Timur
Film Dokumenter di Flix Cinema
Sejumlah akademisi dan beberapa tokoh terkemuka mengambil bagian dalam memberi paparan mereka terkait keadaan yang terjadi.
“Saya belajar banyak dari proses ini. Senang melihat hasilnya karena secara visual, audio visual itu benar-benar dapat kita resapi daripada membaca suatu informasi atau ditakut-takutin dengan fakta-fakta bumi kita sudah lelah, tidak produktif karena ulah kita sendiri,” ungkap Raline Shah dalam peluncuran film tersebut di Flix Cinema, Ashta District 8, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).
Dalam versi aslinya film ini dinarasikan oleh Kate Winslet. Film dokumenter ini diluncurkan secara internasional di Inggris, Kanada, Australia, dan negara lainnya pada April lalu dan dinarasikan selebritas lokal dalam bahasa asli mereka.

Di Indonesia, film Eating Our Way To Extinction ditayangkan untuk pertama kali di YouTube pada Selasa, 6 September 2022 dan dapat ditonton secara gratis.
Raline mengungkapkan, keterlibatannya sebagai narator karena hubungan pertemanan dengan sang direktur fotografi sekaligus salah seorang sutradara film itu, Ludovic Brockway.
“Keterlibatan saya di sini karena ada teman saya, dia director of photography untuk film ini dan kebetulan kami suka go hiking bareng. Terakhir itu kami ke (gunung) Kilimanjaro untuk dokumenter film ini,” jelas Raline.
Baca Juga: Fungsi Emergency Shelter Dibangun di Gunung Indonesia
Diskusi di Gunung Kilimanjaro
Selama berada di Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Raline dan Ludovic mendiskusikan berbagai hal termasuk apakah menjadikan film ini komersial atau sesuatu yang lebih menginformasi atau mendidik public dan ide agar film dialihbahasakan ke berbagai bahasa termasuk Indonesia.

Ludovic yang menyarankan Raline Shah menjadi narator untuk versi film yang berbahasa Indonesia. Raline mengaku tertantang sekaligus senang karena film dalam versi bahasa Indonesia akan lebih mudah dipahami masyarakat di tanah air.