Pendakicantik.com – Puncak Hujan meteor Perseid merupakan salah satu peristiwa alam yang jarang terjadi. Momen ini sangat bagus sekali jika disaksikan di atas puncak gunung.
Perseid adalah fenomena alam berupa hujan meteor yang sering dikaitkan dengan komet Swift-Tuttle.
Baca Juga: Goa Rangko: Rasakan Sensasi Renang di Kolam Pribadi
Disebut Perseid karena titik radian hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Meteor-meteor Perseid ini berasal dari serpihan debu ekor komet Swift-Tuttle yang masuk ke atmosfer bumi.
Puncak Hujan Meteor Perseid: Fenomena Alam 13 Agustus
Peristiwa langit berupa puncak hujan meteor Perseid akan kembali terjadi di tahun ini, tepatnya pada tanggal 13 Agustus mendatang. Fenomena ini bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Kisah Michael Erick: Hilang 2 Hari di Gunung Lawu
Saksikan Momen ini Pukul 23.00
puncak hujan meteor Perseid memiliki intensitas dalam kisaran 56 meteor per jam di Kupang hingga 93 meteor per jam di Sabang.
Adapun kecepatannya, hujan meteor ini memiliki tingkat kelajuan mencapai 212.000 km per jam atau 173 kali kecepatan suara.
Menurut LAPAN, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Perseid adalah pukul 11 malam di bagian barat, dan 1 malam di bagian Selatan.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan, puncak hujan meteor Perseid ini bisa diamati menjelang tengah malam.
“Belahan utara Indonesia, paling cepat terbitnya (hujan meteor) pukul 23.30 waktu setempat, sedangkan untuk belahan selatan Indonesia paling lambat terbitnya pukul 00.30 waktu setempat,” ungkap Andi dikutip dari Kompascom, Kamis (11/8/2022).
Untuk arahnya, hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle dapat disaksikan dari arah timur laut hingga utara.
“(Hujan meteor) perseid ini hanya bisa disaksikan sampai fajar bahari berakhir, sekitar 20-30 menit sebelum matahari terbit atau pukul 05.30 waktu setempat,” tuturnya.
Baca Juga: Khansa Syahlaa: Pendaki Cantik Indonesia yang Mendunia
Gunakan Kamera Allsky 360 derajat atau Omnidireksional
Dalam hal menyaksikan hujan meteor Perseid, cukup mengarahkan pandangan mata ke titik radian atau titik munculnya hujan meteor. Akan tetapi, jika ingin mengabadikan momen ini dalam bentuk citra maupun video, dapat menggunakan kamera allsky 360 derajat atau omnidireksional.
Kamera tersebut dapat diatur dengan kecepatan rana maksimum, mengingat pergerakan yang meteor sangat cepat.

“(Hujan meteor bisa disaksikan dengan syarat) medan pandang bebas dari polusi cahaya, bebas dari penghalang, dan langit cerah,” jelas Andi.
Meskipun secara teknis hujan meteor Perseid berdekatan waktunya dengan fenomena Sturgeon Moon, lanjut Andi, interferensi cahaya bulan tidak serta merta mempengaruhi intensitas Perseid.