Pendakicantik.com – Gunung Raung merupakan salah satu gunung yang ada di Provinsi Jawa Timur. Lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Letaknya berdekatan dengan Kawah Ijen, yang terkenal dengan api biru (blue fire).
Baca Juga: Etika Penting yang Perlu Dipahami Seorang Pendaki Sebelum Naik Gunung
Bagi para pendaki, nama Raung merupakan salah satu target gunung yang harus ditaklukkan jika ingin disebut sebagai pendaki sejati.
Gunung ini memiliki kaldera yang cukup luas, sebagai bekas letusan. Konon, dari letusan dahsyat Raung itulah, terlontar material vulkanik dalam jumlah besar dan terlempar cukup jauh.
Pos dengan Nama Menyeramkan di Gunung Raung
Di Jember terdapat banyak gumuk (sebutan orang lokal untuk sebuah bukit dengan ketinggian puluhan sampai ratusan meter). Gumuk-gumuk tersebut diyakini berasal dari letusan Gunung Raung.
Tapi, siapa sangka bahwa gunung ini menyimpan misteri yang bikin bulu kudu merinding. Meski demikian, tiap tahun pendakian di gunung ini masih ramai,.
Jalur pendakian ini memiliki empat pos etape pendakian. Dari namanya saja sudah menyeramkan. Dan sebagian pendaki kadang memang harus berjumpa dengan hal-hal yang menyeramkan.
Baca Juga: Bukit Pabangbon Leuwiliang: Tempat Wisata Baru dengan View Alam Eksotik
Nama-nama pos yang terkesan menyeramkan di Gunung Raung
Pertama: Pondok Sumur
Ini adalah pos pertama jalur pendakian. Sesuai namanya, di lokasi ini konon terdapat sumur milik pertapa. Di malam tertentu, sebagian pendaki kadang mendengar suara ringkik kuda meski sebenarnya tidak ada kuda di sekitarnya.

Kedua: Pondok Mayit
Mayit adalah istilah Jawa untuk mayat atau jenazah. Kabarnya, di lokasi inilah sebagian orang Belanda dieksekusi para pejuang di zaman perjuangan kemerdekaan.
Penduduk setempat di era perjuangan kerap menemukan mayat tergantung di pohon di kawasan ini.
Baca Juga: Etika Penting yang Perlu Dipahami Seorang Pendaki Sebelum Naik Gunung
Ketiga: Pondok Dhemit
Dalam bahasa Indonesia, dhemit berarti hantu. Sesuai namanya, di malam tertentu pendaki yang bermalam di kawasan itu akan mendengar suara riuh seperti suasana pasar.
Kadang juga terdengar musik. Meski, saat didatangi sumber suara, tidak ada apa-apa karena hanya ada pepohonan hutan yang hening.

Keempat: Pondok Angin
Ini adalah pondok terakhir sebelum sampai puncak. Karena di ketinggian, suara angina yang berhembus kerap menciptakan suara yang menyeramkan.
Cerita legenda yang menyelimuti gunung ini adalah kisah Kerajaan Macan Putih. Konon pada malam Jumat Kliwon macan itu sempat terlihat walau sekelebat. Kerajaan itu diyakini sebagai milik Pangerann Tawangalun, putra Raja Majapahit yang tertinggal di hutan saat ayahnya bertapa.
Terlepas benar tidaknya kisah legenda itu, keindahan puncak Gunung Raung bukanlah mitos belaka. Ia nyata menjadi warisan Indonesia.