Pendakicantik.com – Gunung Semeru terletak di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diinformasikan erupsi dan telah meletus berkali-kali.
Gunung Semeru dikabarkan pertama kali erupsi pada hari Minggu, (4/12/2022).
Baca Juga: 5 Alasan PVMBG Menurunkan Status Aktivitas Gunung Semeru
Dilansir dari detik.com, Gunung Semeru kini kembali erupsi dan telah mengalami 24 kali letusan dan 7 kali embusan asap pada Jumat (9/12/2022).
Dampak dari erupsi tersebut timbulnya berbagai macam penyakit yang perlu diwaspadai saat Gunung Semeru erupsi
Penyakit yang Bisa Saja Terjadi Dampak dari Erupsi Gunung Semeru
Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan zat-zat tertentu penyebab suatu penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat sekitar Semeru.
Baca Juga: Indonesia Negara dengan Aktivitas Gunung Berapi Paling Aktif
Penyakit yang perlu diwaspadai sebagai dampak dari erupsi Gunung Semeru
Pertama: Gangguan Pernapasan
Abu vulkanik yang keluar sangat berdampak pada kesehatan siapa saja yang menghirupnya, terutama pada kesehatan pernapasan.
Warga yang menghirup abu vulkanik berisiko terkena gangguan pernapasan akut seperti asma dan bronkitis.
Letusan abu vulkanik dapat memberikan dampak yang lebih parah pada warga yang telah memiliki penyakit seperti penderita masalah paru-paru dan jantung.

Kedua: Silikosis
Letusan Gunung Semeru dapat menyebabkan silikosis yang dapat berlangsung jangka panjang.
Silikosis merupakan kondisi berlebihnya silika di dalam tubuh akibat terlalu banyak menghirup abu silika dalam jangka waktu lama.
Ketiga: Iritasi pada kulit
Selain berpengaruh pada sistem pernapasan, abu vulkanik berdampak pada kesehatan kulit.
Partikel abu vulkanik bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Kulit bisa menjadi kemerahan saat terkena abu vulkanik.
Baca Juga: Evakuasi 5 Pendaki Korban Cedera saat Tracking di Gunung Salak
Keempat: Kulit mengalami alergi berkepanjangan
Selain mengalami iritasi, partikel abu vulkanik yang terkena kulit dapat menyebabkan alergi yang berkepanjangan.
Kulit warga yang terkena abu vulkanik dapat menjadi alergi debu atau kulit menjadi lebih sensitif terhadap debu.
Kelima: Iritasi mata
Iritasi tidak hanya terjadi pada kulit, tapi juga dapat terjadi pada mata saat terkena abu vulkanik yang kasar.
Iritasi yang terjadi dapat berupa goresan pada kornea dan bagian depan mata yang lama-lama menyebabkan mata merah.

Keenam: Dada terasa sesak
Karena berpengaruh pada sistem pernapasan, abu vulkanik yang keluar dan memasuki hidung dapat membuat dada terasa sesak dan pernapasan menjadi tidak nyaman.
Baca Juga: Hal yang Harus Diperhatikan saat Mendaki Gunung Rinjani Terutama Pendaki Pemula
Ketujuh: Tenggorokan kerap terasa gatal
Efek lain dari terganggunya gangguan pernapasan adalah tenggorokan jadi sering terasa gatal. Hal ini disebabkan oleh partikel abu vulkanik yang masih ada di tenggorokan karena terhirup waktu bernapas.

Cara Mengantisipasi Penyakit
Beberapa cara untuk mencegah warga sekitar dari penyakit di antaranya:
- Gunakan masker agar terhindar dari abu vulkanik.
- Jika napas sudah terasa sesak, cari udara yang masih bersih dari abu vulkanik agar pernapasan kembali lancar.
- Sebaiknya gunakan kacamata yang bisa melindungi mata dari partikel abu vulkanik.
- Jika merasa abu vulkanik sudah mengenai area mata, bersihkan mata menggunakan air bersih yang mengalir.
- Gunakan baju panjang yang cukup menutupi tubuh untuk mencegah abu vulkanik terkena kulit.
- Jangan lupa siapkan P3K yang didalamnya sudah termasuk obat atau salep untuk pengobatan iritasi kulit.
- Siapkan pula obat-obatan yang diperlukan untuk penderita penyakit tertentu.