#PendakiCantik – Video seorang pendaki Gunung Lawu yang tersesat dan ditolong dengan cara ‘dituntun’ oleh seekor burung Jalak, viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Peneliti burung Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ani Mardiastuti menyebutkan beberapa faktor yang memicu fenomena perilaku unik burung Jalak.

Burung dengan nama latin Turdus Poliocephalus Stresemanii menurut Ani itu mirip dengan Anis sehingga penamaannya sering berbeda-beda seperti Anis Gunung dan Jalak Gading.

Ani mengatakan, burung jenis ini banyak terdapat di berbagai wilayah. Menurutnya, burung Jalak ini termasuk burung dengan spesialisasi ketinggian di atas 1.500 mdpl.

Karena gunung satu dengan yang lain berbeda, akhirnya dia menjadi sub-spesies yang berbeda pula. Yang di Lawu beda dengan yang berada bagian lain.

Karena pengaruh masing-masing lokasi, perbedaan suhu ataupun paparan sinar matahari.

Terjadi Karena Beberapa Faktor

@mocha_doankyang pernah ke Lawu pasti tau .. nemu video lama saya ..#fyp #fypシ #fypgakni #fypgakni #lawu♬ Sounds like a mystery music box – Yohei

Ani mengatakan, perilaku Jalak Lawu yang seolah menuntun pendaki tersesat menuju jalur pendakian hingga ke puncak gunung, bisa terjadi beberapa faktor.

Faktor pertama, karakteristik burung ini memang menyukai tempat terbuka. Burung Turdus menurut Ani menyukai tempat terbuka dan memakan biji-bijian di tanah.

Ani menduga, wilayah jelajah burung tersebut memang berada di sekitar jalur pendakian. Berdasarkan penelitian, burung Jalak ini lebih banyak ditemukan di sekitar jalur dibandingkan di lokasi lain yang vegetasinya lebih tertutup.

Faktor kedua, jalur pendakian memang menjadi lokasi favorit burung ini mendapatkan makanan.

Termasuk kemungkinan remah-remahan makanan yang dijatuhkan para pendaki yang lewat maupun beristirahat di sekitar jalur pendakian.

Mitos Sangat Membantu Menjaga Habitat

Faktor ketiga, adanya mitos burung Jalak tersebut menjadi ‘penuntun’ bagi para pendaki, justru jadi proteksi bagi para burung ini.

Mitos tersebut membuat para pendaki tidak berani mengganggu atau menangkap burung-burung tersebut.

Mitos mengatakan burung ini selalu membimbing para pendaki, menurut Ani, hal ini dikarenakan habitat burung Jalak ini memang di ketinggian.

“Kalau ada yang bilang membimbing (pendaki), rasanya membimbing itu selalu ke atas ya? Tapi kan nggak pernah ke bawah, karena itu bukan wilayah jelajah dia,” kata Ani melansir detik.com.

Share.