#PendakiCantik – Seorang militan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Aljazair setelah terbukti bersalah atas kasus pemenggalan kepala seorang pendaki asal Prancis enam tahun lalu.

Melansir AFP pada Jumat (19/2/2021) disebutkan bahwa pelaku merupakan anggota sebuah faksi militan yang berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

Sementara korban bernama Herve Gourdel (55) merupakan seorang warga negara Prancis yang diculik pada saat menjelajahi pegunungan terjal di TN Djurdjura di Afrika Utara.

Sarang Teroris

Pegunungan Durdjura juga dikenal sebagai sebuah tempat yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki sekaligus menjadi tempat berlindungnya para teroris.

Tiga hari setelah warga Prancis itu menghilang, orang-orang bersenjata dari kelompok militan Jund al-Khilafa – bahasa Arab untuk Prajurit Khilafah – menerbitkan video pembunuhannya yang mengerikan.

Sidang digelar pada Kamis (18/2) waktu setempat dengan 14 terdakwa, delapan di antaranya dituduh sebagai teroris dan didakwa atas penculikan dan pembunuhan Gourdel.

Dalam persidangan, hanya satu dari delapan pelaku, Abdelmalek Hamzaoui, yang ditahan. Tujuh lainnya diadili dan dijatuhi hukuman mati secara in absentia.

Hamzaoui dibawa ke pengadilan dengan menggunakan kursi roda bersama tim medis dan diawasi oleh pasukan khusus polisi.

Atas permintaan pengacaranya, pembukaan sidang telah ditunda selama dua minggu karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Sempat Membantah Sebagai Pelaku

Saat ditanyai oleh hakim, Hamzaoui membantah ikut serta dalam penculikan dan pembunuhan Gourdel, dan mengatakan kepada pengadilan bahwa dirinya dituduh hanya untuk “menutup kasus tersebut dan menyenangkan Prancis”.

Hamzaoui dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati, meskipun telah ada moratorium eksekusi mati di Aljazair sejak 1993.

Meski demikian, pengacara korban Chawki Benarbia mengaku sangat puas dengan hasil keputusan persidangan tersebut. Rekan Gourdel juga menyambut baik keputusan tersebut.

Ada yang Dibebaskan

Enam orang lainnya yang juga diadili, yang dituduh tidak memberi tahu pihak berwenang segera tentang penculikan Gourdel, semuanya dibebaskan. Mereka sempat ditahan selama 14 jam sebelum kemudian dibebaskan.

Empat orang dari mereka mengidentifikasi wajah Hamzaoui di pengadilan sebagai salah satu penculik.

“Saya ingat saat mereka secara paksa membawanya pergi,” kata Hamza Boukamoum, salah satu pemandu pendakian.

“Kami mencoba menghentikan mereka, tapi mereka mendorong kami dengan mengatakan: ‘Kamu tidak peduli, dia bukan seorang Muslim’.”

Pengacara mereka mengatakan mereka juga menjadi korban penculikan, sementara orang keenam, yang mobilnya dicuri untuk mengangkut Gourdel, juga dibebaskan dari dakwaan.

Pembunuhan Gourdel memicu kemarahan baik di Prancis dan Aljazair, di mana hal itu memicu ingatan akan perang saudara 1992-2002 antara kelompok Islamis dan tentara yang menewaskan sekitar 200.000 orang.

Jasad Gourdel tidak ditemukan sampai Januari tahun berikutnya setelah operasi yang melibatkan sekitar 3.000 tentara Aljazair.

Share.