#PendakiCantik – Desa adat Pekandelan Sad Khayangan Jagat Bali Pura Luhur Batukau menghentikan sementara kegiatan pendakian ke puncak Gunung Batukau. Keputusan ini dikuatkan dengan surat edaran dari desa adat setempat.

Bendesa Adat Wangaya Gede sekaligus Ketua Umum Pura Batukaru I Ketut Sucipto, membenarkan adanya surat edaran mengenai penghentian sementara pendakian Gunung Batukaru, Selasa (30/6).

Tidak hanya itu, pihaknya kali ini lebih selektif lagi mengijinkan pemedek tangkil ke Pura Pucak Kedaton.

Tidak Menjaga Lingkungan

Pendaki Tak Jaga Kebersihan, Gunung Batukau Ditutup Sementara
Foto: Pendaki Cantik – Instagram/@pendakibali

Ini dilakukan lantaran banyak pendaki awalnya mengatakan berniat untuk melakukan persembahyangan, namun kenyataannya justru lebih banyak kegiatan refreshing.

Menurutnya, penutupan yang dilakukan dengan pertimbangan sejumlah pendaki ke Pura Batukaru tidak memiliki rasa menjaga kelestarian lingkungan.

Banyak yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, pihaknya sudah banyak mengeluarkan dana untuk pengangkutan sampah.

Kewalahan Memungut Sampah

Selama ini agar lingkungan hutan Batukaru terbebas dari sampah khususnya sampah plastik, karang taruna dan sekaha teruna di Desa Wangaya Gede tiap minggu naik memungut sampah.

Mereka sangat kewalahan memungut sampah karena medannya berat dan jaraknya juga lumayan sangat jauh.

Selain itu, jalur menuju Pucak Gunung Batukau yakni jalur Bangkiang Jaran juga nyaris putus, dan tentunya dikhawatirkan jika sering dilintasi akan putus total dan aktivitas upacara yang akan dilakukan di Pura Pucak Kedaton terganggu.

Pendakian Selain untuk Sembahyang Dilarang

Pendaki Tak Jaga Kebersihan, Gunung Batukau Ditutup Sementara
Foto: Pendaki Cantik – Instagram/@sugichan_yogabali

Jadi yang mengaku hendak sembahyang perlu mereka pastikan. Izin hanya diberikan kepada pengunjung yang hendak mesesangi (bayar kaul), dan nunas tirta ke Pura Pucak Kedaton.

Sementara mendaki sekadar untuk refreshing atau mengisi waktu liburan belum atau tidak diperbolehkan.

Sucipto menegaskan penghentian aktivitas pendakian bukan bermaksud egois. Namun lebih mempertimbangkan menjaga kelestarian lingkungan.

Jika di hulu kotor maka akan berimbas pada umat seluruh Bali bukan Tabanan saja. Mengingat Pura Batukaru adalah sumber penghidupan umat seluruh Bali. Terlebih ini sampah plastik sangat berdampak untuk kedepanya.

Sucipto menegaskan selama Covid-19 ini banyak memang pemedek yang hendak mendaki untuk sembahyang. Per hari bisa saja mencapai 50 orang. Bahkan mereka yang mendaki juga menitipkan kendaraan di areal parkir.*

Share.