#PendakiCantik – Aparat keamanan Polsek Tarogong Kaler bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Garut menghadang para pendaki yang akan naik ke Gunung Guntur, Kamis (4/5).
Polisi juga memulangkan para pendaki yang mayoritas merupakan warga Kabupaten Garut, karena di masa pandemi Covid-19 kawasan Gunung Guntur belum dibuka untuk umum.
Kapolsek Tarogong Kaler Ipda Masrokan mengatakan hasil pengecekan, pihaknya masih menemukan banyak pendaki. Aktivitas pendakian dikhawatirkan malah menimbulkan kerumunan orang.

“Tadi (kemarin, Red) kami lakukan pemeriksaan ke lapangan. Masih banyak orang yang mau mendaki. Kami beri imbauan untuk disetop dulu,” ucap Masrokan, kemarin.
Mayoritas para pendaki itu merupakan warga Garut. Namun ada juga pendaki yang berasal dari luar Garut nekat tetap mendaki ke Gunung Guntur.
“Kami bersiaga terus memantau kawasan Gunung Guntur. Jangan dulu ada yang mendaki selama masa pandemi ini,” katanya.

Masrokan menambahkan Kecamatan Tarogong Kaler telah memberi imbauan ke pengelola untuk menutup kawasan pendakian. Pihaknya pun memilih menutup sementara kawasan Gunung Guntur.
“Pendakian ini bisa menimbulkan kerumunan banyak orang. Jadi ditutup sementara waktu,” ujarnya.
Pedagang Melarat
Penutupan objek wisata juga masih dilakukan pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan.

Para pedagang di Papandayan mulai mengeluh kehilangan pendapatan setelah dua bulan lebih ditutup.
Dihubungi terpisah, Dirut PT AIL Tri Persada, selaku pengelola TWA Papandayan menyebut para pedagang kerap mengeluh karena tak punya penghasilan.
Tak sedikit pedagang yang menggadaikan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Mereka tanya ke saya kapan buka lagi. Tapi saya juga harus menunggu keputusan pemerintah,” katanya.
New Normal

Rencana penerapan new normal di Garut juga belum diterapkan bagi objek wisata. Padahal, pihaknya siap mengikuti aturan new normal saat pembukaan objek wisata.
“Kami siap membuka wisata tentunya dengan protokol kesehatan. Banyak yang bergantung ke wisatawan. Mereka kan dapat uang dari hasil berdagang,” ujarnya.
Tri mengaku bingung jika situasi seperti saat ini berlangsung lama. Sebab, ia harus tetap menggaji karyawannya.