#PendakiCantik – Mendaki gunung itu sangat asyik, tetapi tidak semua orang boleh mendaki gunung, terutama bagi kamu yang sedang mengidap penyakit tertentu.
Selain karena di ketinggian tertentu akan ada penyakit tertentu yang kerap kali menyerang pendaki, mendaki saat sedang sakit akan membuat kamu akan merasa tersiksa.
Jadi, dari pada terkena resiko yang buruk selama mendaki lebih baik pertimbangkan lagi jika kamu kebelet ingin segera naik gunung.
Berikut Pendaki Cantik rangkum beberapa penyakit yang kamu idap dan tidak disarankan untuk naik gunung dulu.
Penyakit Jantung

Jika Kamu punya gangguan jantung, sebaiknya Kamu mengurungkan niat buat ikut mendaki gunung
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang mematikan. Kalau Kamu divonis menderita penyakit ini, sebaiknya tidak usah mendaki gunung.
Alasannya karena naik gunung adalah sebuah kegiatan yang menggunakan fisik dan berintensitas berat.
Saat mendaki, jantungmu akan bekerja lebih cepat. Kamu yang punya penyakit jantung lebih rentan terkena serangan jantung mendadak saat kelelahan dan berpotensi menyebabkan kematian.
Penyakit Hipertensi

Pengidap penyakit Hipertensi atau tekanan darah tinggi pun harus menahan diri buat tidak naik gunung
Meskipun tidak punya gangguan jantung, sebaiknya Kamu yang punya riwayat tekanan darah tinggi pun jangan naik gunung.
Aktivitas fisik yang berat seperti pendakian gunung bakal ningkatin tekanan darahmu. Hal ini juga bisa berdampak buruk bagi jantung dan pembuluh darah.
Gangguan Pernapasan

Bagi Kamu penderita gangguan pernafasan pun sebaiknya nggak naik gunung
Gangguan fungsi paru-paru seperti sesak nafas juga sebaiknya jangan melakukan aktivitas seperti naik gunung.
Jika Kamu tahu, kadar udara di ketinggian sangat tipis, ini bisa menyebabkan kemampuan paru-paru Kamu bisa menurun dalam menyerap oksigen.
Hal ini pun bisa menyebabkan jantung Kamu harus bekerja lebih keras untuk mendistribusikan oksigen. Bahayanya, jika sudah kekurangan oksigen Kamu bisa pingsan dan bisa fatal.
Penyakit Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata tinggi, akibatnya selaput lembut saraf optik yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak bisa rusak.
Seremnya, hal ini juga bisa menyebabkan kebutaan. Penyakit ini memang tidak fatal tetapi kerusakan mata saat mendaki juga perlu diwaspadai bagi Kamu yang punya riwayat glukoma.
Saat mendaki medan terjal, Kamu cenderung mengejan dan ini bisa membuat tekanan rongga perut Kamu meningkat dengan diikuti oleh tekanan pada bola mata Kamu.
Kondisi ini memang sering tidak disadari, karena gejalanya cuma pusing-pusing. Kalau sering dipaksakan, pandanganmu bisa menjadi kabur dan bisa memicu kerusakan serius pada mata.
Penyakit Diabetes

Pengidap diabetes memang tidak dilarang untuk naik gunung. Asalkan kondisi Kamu yang pengidap diabetes terkontrol dan kondisi kadar gula Kamu normal.
Jika tidak, sebaiknya Kamu yang mengidap penyakit diabetes libur dulu untuk naik gunung.
Kamu yang menderita diabetes mengalami cidera atau luka ringan, karena luka kecil pada penderita diabetes itu bisa memicu komplikasi yang serius.
Penderita Epilepsi

Epilepsi atau kejang-kejang bisa terjadi karena kelebihan kegiatan elektrik di daerah otak Kamu yang menyebabkan gerakan Kamu nggak terkontrol.
Pengobatan epilepsi memang diperlukan. Tapi hanya untuk mengurangi kecenderungan otak untuk mendapatkan bangkitan.
Dengan cara mengurangi kegiatan elektrik yang berlebihan atau mengurangi rangsangan yang diterima oleh neuron dan atau saraf Kamu.
Kamu yang menderita epilepsi boleh melakukan aktivitas seperti olahraga. Tapi pilih olahraga yang ringan dan sebaiknya jangan melakukan kegiatan ekstrem seperti naik gunung.
Penyakit Ginjal

Penderita penyakit ginjal ada yang disertai dengan penurunan fungsi ginjal. Pada kasus ini, Kamu yang mederita penyakit tersebut butuh asupan air minum lebih sedikit dari orang yang punya ginjal yang normal.
Padahal jika Kamu naik gunung pasti memerlukan kebutuhan air minum yang banyak untuk menghindari dehidrasi.
Jika Kamu sudah mengalami penurunan fungsi ginjal, Kamu tidak bisa mengeluarkan urin secara normal. Hal ini mengakibatkan air yang Kamu minum akan menumpuk di dalam tubuh Kamu.
Penumpukan cairan ini bisa mengakibatkan kadar garam dan elektrolit dalam cairan tubuh berubah. Dampaknya Kamu akan cepat lelah dan mudah jatuh karena tubuh kekurangan garam dan natrium.*