Pendakicantik.com – Pembangunan Proyek kereta gantung menuju Taman Wisata Gunung Rinjani (TNGR) dari kawasan Desa Karangsidmen, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat akan mulai dikerjakan pada Desember 2022.
“Groundbreaking pembangunan kereta gantung Rinjani dimulai pada tanggal 17 Desember bersamaan dengan HUT Provinsi NTB,” jelas Kepala Bappeda Lombok Tengah, Lalu Wiratama di Praya, NTB, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga: Tradisi Seks Aneh yang Ada di Beberapa Suku di Dunia
Pembangunan kereta gantung diketahui mendapat investasi dari investor asal China sebesar Rp100 miliar.
Gak perlu mendaki lagi”Akhirnya Kereta Gantung Rinjani Siap direalisasikan 2023|Biaya 2,2 Trilliun
Pembangunan Kereta Gantung TNGR Mulai Desember 2022
Wiratama menjelaskan lokasi pembangunan ini mulai dari kawasan hutan rakyat di Desa Karangsidmen menuju kawasan kaki Gunung Rinjani atau tidak jauh dengan Pelawangan kawasan TNGR.
Baca Juga: Mabuk Perjalanan: Sepele tapi Mengganggu Perjalanan; Intip Tips Atasinya!
Kawasan TNGR tidak Boleh Ada Pembangunan
Alasannya di kawasan TNGR tidak boleh ada pembangunan, namun jarak ke danau biru Gunung Rinjani tidak terlalu jauh.
“Panjang kereta gantung Rinjani itu sekitar 10-15 kilometer,” ujarnya dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mendukung pembangunan fasilitas Rinjani tersebut sebab akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Keberadaan fasilitas ini tidak akan mengganggu mata pencaharian para porter, karena memiliki pasar sendiri.

Bagi wisatawan yang pecinta alam tentunya akan memilih menggunakan porter untuk mendaki ke Gunung Rinjani.
“Pemerintah daerah mendukung, karena pembangunan kereta gantung itu juga tidak merusak kawasan TNGR,” katanya.
Baca Juga: WNA Nekad Mendaki ke Gunung Kerinci yang Sedang Erupsi
Dapat Respon Positif dari Pemerintah Desa
Selain itu, rencana pembangunan kereta gantung ini mendapatkan respons positif dari pemerintah desa di kawasan lokasi pembangunan.
“Pemerintah desa juga telah mendukung pembangunan kereta gantung Gunung Rinjani tersebut,” katanya.
Pembangunan kereta tersebut dari segi izin tidak ada masalah, karena status kawasan hutan yang akan digunakan tersebut telah menjadi kawasan hutan taman rakyat.
Selain itu, telah dilakukan proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) serta melakukan studi kelayakan, sehingga tidak ada persoalan dari segi perizinan dan tinggal teknis perizinan pembangunan lainnya yang akan dilengkapi sambil jalan proses pembangunan.

“Kalau telah dimulai, baru kemudian proses izin lainnya pasti dilengkapi pihak investor,” katanya.
Keberadaan fasilitas tersebut diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di NTB dan bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan TNGR.