Pendakicantik.com – Petugas pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, Magelang akhirnya berhasil mengamankan seorang pria yang diduga pelaku begal logistik pada Kamis (3/11/2022).
Video penangkapan pelaku aksi ini sudah beredar luas di media sosial dan menjadi viral.
Baca Juga: Manfaat Mendaki Gunung bagi Seorang Pendaki Pemula dan Senior
Pelaku berinsial M (30), diketahui beraksi selama dua bulan. Aksinya ini bukan kali pertama dilakukan di jalur pendakian Gunung Merbabu.
Dalam video berdurasi 13 detik tersebut, beberapa petugas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) terlihat membawa seseorang yang diduga begal logistik.
Pelaku Begal yang Meresahkan Pendaki Ditangkap Petugas Gunung Merbabu
Pria tersebut mengenakan kaos putih tanpa lengan dengan kedua tangannya terikat ke belakang dengan pengawasan petugas. Bahkan saat diamankan tersebut, pria yang diduga lakukan aksi ini juga meminta rokok dan kopi hitam.
Baca Juga: Jenis Makanan yang Wajib Dibawa saat Mendaki Gunung
Pihak Keluarga Tolak Pulang
Koordinator Perlindungan BTNGMb Yulianto mengatakan, pelaku begal logistik dan perlengkapan pendakian di jalur pendakian Suwanting, Magelang sudah diamankan. Pelaku berinsial M itu diketahui merupakan warga lokal.
Namun, oleh keluarganya di Magelang dan Selo, M ditolak pulang. Sehingga M nekat melakukan aksi begal logistik di sekitar pos 3 jalur pendakian Suwanting, Magelang.
“Itu kan memang sudah viral adanya begal di jalur Suwanting pendakian Gunung Merbabu. Mungkin sudah sekitar 1-2 bulanan (aksi begal, Red). Memang sudah ada laporan. Kita sudah berupaya kerja sama dengan teman basecamp. Alhamdulillah kemarin Kamis (3/11), bekerja sama dengan teman resort ada sekitar 16 orang naik ke atas mengamankan pelaku,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (4/11).

Yuli mengamini selama ini banyak menerima laporan terkait aksi begal itu. Para pendaki mengaku resah karena M sering memintai logistik dan rokok. Namun, tidak jarang mengambil barang-barang pendaki saat ditinggal di pos 3. Barang yang diambil tak hanya logistik seperti mie dan rokok. Tapi juga uang hingga peralatan pendakian.
“Itu kan memang meresahkan ya. Kemarin juga saya sampaikan ke pengelola basecamp, coba kerja sama dengan pendaki. Karena untuk ditindaklanjuti ke kepolisian kan harus ada laporan. Jadi ketika dia lagi beraksi ada dokumentasi untuk barang bukti dan melaporkan juga. Dia (pendaki, Red) bisa sebagai saksi, bisa sebagai korban. Dari data itu dilaporkan ke polsek agar ditindaklanjuti,” terangnya.