Pendakicantik.com – Aksi nekat pasangan suami istri yang mengajak bayinya mendaki Gunung Kinabalu menuai komentar negatif di kalangan netizen.
Kegiatan ini dianggap membahayakan keselamatan bayi yang diajak mendaki tersebut. Bagaimana tidak, pasangan ini mengajak anak mereka yang baru berusia 16 minggu mendaki Gunung Kinabalu di Malaysia.
Baca juga: Syarat Mendaki Gunung Merbabu untuk Anak Usia di Bawah 17 Tahun
Bahkan setelah mendapat peringatan dari petugas untuk melakukan hal tersebut, pasangan asal Malaysia itu tetap memutuskan untuk mendaki gunung bersama buah hati mereka.
Gunung Kinabalu adalah puncak tertinggi di negara Malaysia yang menghadirkan tantangan tingkat kesulitannya sendiri bagi para pendaki.
Baca juga: Gunung Ijen Naik Status ke Level Waspada, Pembatasan Waktu Pendakian
Pasangan Suami Istri Asal Malaysia Mengajak Bayinya Mendaki Gunung Kinabalu
Tak memedulikan peringatan dari petugas, pasangan tersebut nekat membawa bayinya mendaki gunung tertinggi di Malaysia itu.
Usai mendaki gunung dan turun, pasangan tersebut langsung membawa bayinya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dari dokter.
Rayakan Tahun Baru di Puncak Tertinggi, Malaysia
Menjadi puncak tertinggi di Malaysia, Gunung Kinabalu Sabah adalah salah satu landmark paling populer di negara Malaysia. Gunung Kinabalu menjadi daya tarik bagi mereka penggemar aksi daki gunung.
Baru-baru ini, pasangan asal Malaysia yang baru saja mencapai puncak Gunung Kinabalu menuai banyak komentar negatif dari warganet. Komentar negatif tersebut dilontarkan pada pasutri tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya, pasutri tersebut nekat mendaki gunung dengan membawa serta anaknya yang berusia 16 bulan.
Dilansir Harian Metro, pasangan Amizan Manis yang berusia 42 tahun dan istrinya Melissa Sulaiman yang berusia 33 tahun membawa serta putri mereka yang berusia 16 bulan Hana Sofea mendaki medan berat Gunung Kinabalu pada 1 Januari 2023.

Merayakan tahun baru 2023, Amizan dan Melissa ingin merasakan sensasi mendaki gunung tertinggi di Malaysia.
Tak tanggung-tanggung, mereka berusaha membawa bayinya untuk merasakan sensasi mendaki puncak tertinggi di Malaysia itu. Keputusannya itu merupakan rencana yang telah dibuatnya jauh-jauh hari. Pasangan itu memang sengaja membawa bayinya untuk mendaki gunung tepat pada tahun baru 2023.
Melissa menceritakan bahwa dia dan suaminya sudah merencanakan untuk melakukan pendakian sambil menggendong putri mereka sejak bayi masih berusia 1 tahun. Usut punya usut, gagasan untuk membawa bayinya itu datang dari Amizan.
“Gagasan membawa putri kami untuk mendaki Gunung Kinabalu berasal dari suami saya” ujar Melissa yang dikutip dari WorldofBuzz.
Amizan merasa tak takut dan khawatir membawa bayinya untuk mendaki puncak tertinggi di Malaysia. Ternyata, Amizan menaungi perusahaan yang mengelola bidang perjalanan pendakian di Gunung Kinabalu.
Selain itu, Amizan juga sudah paham medan pendakian di Gunung Kinabalu, oleh sebab itu dia merasa tidak mengkhawatirkan hal itu.
“Dia memiliki perusahaan yang mengatur perjalanan hiking di sana. Dia sudah terbiasa” ujar Melissa.
“Jadi, ketika kami dikaruniai anak sulung kami, dia sangat bersemangat untuk membawanya bersama dengan pendakian kami.” imbuhnya.
Lebih lanjut Melissa mengungkapkan bahwa mereka ingin membawa putri mereka untuk mendaki Gunung Kinabalu ketika bayinya berusia 1 tahun. Namun, rencana tersebut selalu ditentang oleh orang tua pasutri tersebut. Mereka kemudian menunda rencana tersebut hingga putri mereka berusia 16 bulan. Hingga pada akhirnya, mereka berhasil mendaki ke puncak tertinggi Malaysia pada Hari Tahun Baru.
Baca Juga: Gunung Ijen: Erupsi Freatik; Semburan Gas dari Danau Kawah di Awal 2023
Pasutri Sudah Dilatih Untuk Pendakian Bersama Bayi
Sebelum memulai ekspedisi pendakian, pasutri tersebut meminta keterangan kondisi fisik bayinya dari dokter medis. Pasutri itu juga memberi tahu Sabah Kinabalu Park serta Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sabah Malaysia tentang rencana mereka untuk mendaki Gunung Kinabalu bersama bayi mereka. Oleh pihak terkait, pasutri itu juga dilatih untuk pendakian.
Mereka dilatih membawa putri mereka mendaki berbagai bukit di Kundasang hampir setiap minggu sebelum pendakian.
Melissa mengatakan bahwa selama 2 hari pendakian, putri mereka yang berusia 16 bulan dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Mereka berhenti di setiap pos selama pendakian untuk memberi makan balita dan dia hanya menangis selama hari kedua ekspedisi ketika mereka berhenti sejenak saat turun dari puncak gunung.
Pasangan itu juga langsung pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada bayinya ketika pendakian selesai. Dokter pun menyatakan kondisi bayinya baik-baik saja.
Meski pasangan itu berusaha lebih keras dalam memastikan kesehatan balita mereka, sebagian besar warganet justru mengomentari negatif dengan tindakan mereka. Banyak yang mengatakan bahwa tindakan mereka tidak bertanggung jawab dan dapat membahayakan nyawa putri mereka.
Seorang warganet mengatakan bahwa pasangan itu memamerkan salah satu penyakit terburuk umat manusia selama era media sosial ini, di mana mereka akan melakukan apa saja selama mereka bisa mendapatkan ‘suka dan pujian’, meski membahayakan nyawa.

Dalam komentar lain, seorang warganet menyesali bagaimana pasangan itu dapat mengekspos putri mereka ke situasi berbahaya ketika dia masih balita. Meski berhasil menggapai puncak tertinggi di Malaysia, Melissa juga berbagi bahwa mereka tidak merekomendasikan orang tua membawa bayi untuk ekspedisi pendakian yang sulit, terutama jika mereka tidak sehat secara fisik untuk melakukannya.
Dia menekankan bahwa orang tua harus siap secara fisik dan mental untuk membawa balita mereka untuk pendakian tersebut.