Pendakicantik.com – Keadaan pandemi covid yang semakin melandai, memengaruhi pendakian di Gunung Rinjani. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), mencatat ada peningkatan tiga kali lipat wisata pendakian untuk tahun 2021 dibanding 2020.

”Dari wisatawan domestik dan mancanegara itu ada kenaikan antara 2020 dengan 2021,” kata Kepala Balai TNGR Dedy Asriady ke Lombokpost, Jumat (8/4/2022).

Baca juga: INTIP TIPS TRAVELLING YANG NYAMAN DAN AMAN DI BULAN PUASA

Minat Pengunjung Taman Nasional Gunung Rinjani Semakin Meningkat Tiap Tahun
Foto: Pendaki Cantik – @rarashintasaraswati

Minat Pengunjung Pendakian Gunung Rinjani Meningkat Tiap Tahun

Pada awal masuknya covid di Indonesia pada 2020 lalu, berpengaruh juga dalam jumlah pendakian ke Gunung Rinjani. Tahun itu, cuman ada 7.536 pendaki nusantara yang datang. Adapun pendaki mancanegara anjlok menjadi 103 orang. Jauh melorot dibanding tahun 2019 sekitar 12.539 orang.

”Ada pengaruh dari pandemi. Banyak terjadi pembatasan, termasuk pendakian juga kan sempat kita tutup,” ujarnya.

Jumlah Pengunjung Makin Bertambah

Keadaan pendakian sedikit lebih baik pada 2021. Untuk pendakian lokal, terdaftar sejumlah 21.567 orang. Dan jumlah ini tiga kali lipat bila dibanding tahun 2020. Begitu juga dengan pendaki luar negeri, tahun 2021 tercatat ada 436 bule yang naik ke Gunung Rinjani.

Dedy berharap keadaan tahun ini dapat semakin membaik. Pandemi covid bisa terus melandai dan tidak terjadi lagi pembatasan. Hingga dapat semakin bertambah pendakian yang sudah dilakukan ke Gunung Rinjani. Dengan demikian, ekonomi warga di sekitaran kaki Gunung Rinjani terus bertambah.

Foto: Pendaki Cantik -@dwindjs

Selanjutnya, naiknya jumlah pendakian sebanding dengan jumlah pendaki yang tidak taat dengan aturan yang sudah dibuat oleh pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani. Selama 2021, ada 5.726 pendaki atau account yang mendaftar melalui aplikasi e-Rinjani, sudah masuk daftar hitam atau diblacklist.

Kata Dedy, dari ribuan pendaki, cuman 137 orang yang melakukan verifikasi atas kekeliruan yang telah mereka lakukan. Sesudah proses klarifikasi ini, Balai TNGR selanjutnya memutuskan untuk membuka blokir terhadap 130 orang.

”Tujuh orang tidak kita buka blacklistnya. Satu orang itu karena dia pakai dobel akun, menggunakan akun berbeda ketika akunnya dalam posisi terblacklist,” jelasnya.

Ia mengatakan, pendaki yang melakukan konfirmasi setelah masuk daftar hitam, umumnya beralasan sakit. Sehingga tidak melapor ketika turun atau melewati waktu pendakian yang telah ditentukan.

Ada juga yang tidak melapor karena takut terkena denda. Hingga tidak adanya petugas saat pendaki hendak melakukan check out.

”Bahkan ada pendaki bilang, itu dia dapat saran supaya tidak melakukan check out. Itu kan salah. Tetap harus check out, agar membantu petugas,” tandas Dedy.

Foto: Pendaki Cantik – @nengmulyani_
Share.
Exit mobile version