Pendakicantik.com – Sebagai dokter gunung, Siswo Putranto Santoso menyarankan untuk tidak membawa mi instan saat mendaki gunung.
Menurut Dokter Siswo, masih banyak pendaki Indonesia yang meski menyadari mi instan bisa sangat berbahaya tetapi masih membawanya.
Baca Juga: Mengetahui Manajemen Survival Saat Mendaki Gunung Bagi Pendaki Pemula
Alasan di balik anjuran untuk tidak membawa mi instan sebagai bekal makanan saat mendaki gunung.
Memasak mi instan, tidak cocok dikonsumsi di gunung yang terbilang sulit untuk mencari sumber air.
Mi Instan: Sangat Tidak Disarankan untuk Dijadikan Bekal saat Mendaki Gunung
Mi instan merupakan makanan yang justru menyerap air dan ia mencontohkan saat orang memasak mi instan, lalu membiarkan selama 15 menit, maka sisa air di dalam piring akan hilang.
Baca Juga: Pendakian Gunung Kerinci Ditutup; Ada Saja Warga Masih Nekad Mendaki
Bisa Menyebabkan Dehidrasi
Jika memasak makanan ini di rumah, orang masih bisa mencari minum apabila kehausan. Tetapi jika di gunung tentu situasinya berbeda karena kondisi tersebut akan terasa sulit apalagi jika persediaan air terbatas.
Apabila kondisi tubuh manusia sudah mengalami dehidrasi, lanjut dia, bisa berujung pada kehilangan konsentrasi. Hilangnya konsentrasi dapat mengakibatkan pendaki akan mengalami hal-hal yang tidak diharapkan saat di gunung misalnya tersesat atau kesasar di jalur pendakian.
Bahkan dampak terberat dari hilangnya konsentrasi saat mendaki dapat menimbulkan kematian apabila halusinasi semakin tidak terkendali.
Bawa Makan Berkarbohidrat
Bawa makanan berkarbohidrat ringan dan air secukupnya saat hendak mendaki gunung, hal yang pertama disarankan yaitu membawa persediaan air secukupnya. Kedua, terkait makanan, ia menyarankan agar pendaki membawa makanan berkarbohidrat ringan.
Menurut penjelasan Siswo, ada begitu banyak makanan berkarbohidrat ringan selain nasi. Ia menyebut contoh seperti sagu hingga Roti Prancis.
Baca Juga: Ranu Kumbolo: Spot Favorit dengan Beragam Mitos Menarik
Mi Instan tidak Pas Buat Bekal di Gunung
Membawa makanan ini sebagai bekal makanan benar-benar tidak disarankan. Membawa sebagai bekal makanan boleh dilakukan, asalkan bukan pada saat kegiatan mendaki gunung.
Misalnya, kata dia, orang yang sedang camping di atas ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Alasannya karena di ketinggian seperti itu, air masih relatif mudah untuk didapatkan.