#PendakiCantik – Aktivitas mendaki tidak pernah membatasi siapa saja untuk melakukannya termasuk Kelompok pendaki difabel, Friends of Access Israel (FRAISR) yang berhasil menaklukkan Gunung Kilimanjaro.

Meski baru berdiri selama beberapa tahun terakhir, jumlah keanggotaan kelompok ini sudah sekitar 27 orang dan 18 di antaranya berasalh dari New York.

Mereka yang berjumlah 18 orang itu melakukan sebuah aksi luar biasa karena memutuskan untuk terbang ke Afrika dalam rangka menaklukkan salah satu gunung tertinggi di dunia.

Satu Orang Menderita Murmur Jantung

 

View this post on Instagram

 

A post shared by FAISR Friends of Access Israel (@f.aisr)

Salah satu anggota mereka bernama Joseph Grunfeld lahir dengan murmur jantung, menjalani tiga operasi punggung, stroke yang membuat satu lengan mati rasa.

Namun, hal tersebut tak menyurutkan niatnya untuk menikmati gunung setinggi 5.895 mdpl itu. Murmur jantung sendiri adalah suara tiupan tak normal di jantung yang timbul setiap kali jantung memompa darah.

Tak hanya itu, perampokan mengerikan tiga tahun lalu menyebabkan operasi lutut dan membuatnya kesulitan berjalan hingga kini.

Warga New York berusia 62 itu berhasil mendaki Gunung Kilimanjaro di tengah segala keterbatasan.

Dengan bantuan tongkat dan ditemani 26 rekannya ia berhasil mengobati kerinduan pada gunung api tertinggi di dunia tersebut.

Tanggapan Direktur Eksekutif FRAISR

Mengenal FRAISR, Kelompok Pendaki Difabel Penakluk Kilimanjaro
Foto: Pendaki Cantik – @f.aisr

Direktur eksekutif FRAISR, James Lassner kepada New York Post mengatakan bahwa tim secara keseluruhan menunjukkan kepada dunia bahwa segala sesuatu dapat diakses bersama.

Lassner adalah salah satu dari kelompok tersebut. Menurut pria usia 55 ini, para difabel telah mendaki banyak gunung sebelumnya.

Ia menyandang gangguan stres pasca-trauma setelah mengalami cedera lutut yang menyebabkan enam kali operasi.

“Mereka tidak berbeda dari orang lain karena mereka memiliki mimpi, keinginan, dan harapan yang sama” ujarnya.

Pendakian Lassner dan Grunfeld

Mengenal FRAISR, Kelompok Pendaki Difabel Penakluk Kilimanjaro
Foto: Pendaki Cantik – @f.aisr

Lassner mulai mendaki gunung yang terletak di Tanzania itu bersama kelompoknya. Namun, pendakian terpaksa putus pada hari kedua atau sepertiga perjalanan.

Hal ini disebabkan ia mengalami reaksi alergi dari obat malaria yang membuat tekanan darahnya menurun drastis.

Untuk pendakian terakhir pada hari keenam, kelompok berangkat pada tengah malam di bawah bulan purnama untuk melakukan perjalanan 14 mil atau sekitar 22,5 km. Perjalanan dilakukan tengah malam agar sampai di puncak saat matahari terbit.

Tidak Pernah Menyangka

Mengenal FRAISR, Kelompok Pendaki Difabel Penakluk Kilimanjaro
Foto: Pendaki Cantik – @f.aisr

Grunfeld sebagai anggota kelompok yang berhasil mencapai puncak mengatakan suhu kala itu sampai pada satu digit.

Dia sendiri tak percaya bahwa ia telah melalui perjalanan tersebut. Bahkan keluarganya tak menyangka ia dapat melakukannya.

Sebelumnya, Grunfeld melakukan pelatihan dengan pelatih pribadi. Program pelatihan berjalan selama 11 minggu yang membuat berat badan turun hingga 20 pound atau sekitar 9 kg.

Meskipun ia berjuang melawan fobia ketinggian, halusinasi, dan masalah pernapasan parah di sepanjang perjalanan yang sulit, tapi pada akhirnya ia menang.

“Saya luar biasa terinspirasi oleh yang lain dengan disabilitas yang lebih parah. Orang-orang ini difabel, namun berani pergi ke sana dan mengatasi tantangan besar” ungkapnya memotivasi.*

Share.