#PendakiCantik – Kemampuan menerapkan manajemen survival yang baik saat mendaki gunung merupakan sebuah keahliah wajib para pendaki.
Hal ini sangat penting karena, kenyamanan dan keamanan saat mendapi adalah tanggung jawab setiap orang ketika memutuskan naik gunung.
Survival dalam kondisi tertentu kerap kali disalahartikan oleh sebagian pendaki. Menurut mereka survival adalah sebuah situasi dimana seorang pendaki hidup apa adanya.
Padahal sejatinya survival memiliki makna yang lebih dalam selain hidup apa adanya. Survival merupakan kemampuan untuk memanage otak, perlengkapan dan hati nurani.
Survival Sebelum Mendaki

Salah satu tahap paling penting dalam memanajemen survival adalah ketika mempersiapkan pendakian atau sebelum naik gunung.
Salah satu contohnya adalah dengan menyediakan makanan sedikit lebih banyak dibandingkan makanan yang dibutuhkan saat mendaki.
Misalnya, kamu hendak mendaki selama tiga hari maka penting untuk membawa makanan lebih banyak agar kamu tidak mati kelaparan selama di gunung.
Memang cara ini dapat menyebabkan beban yang harus dibawa semakin banyak. Namun, hal ini bisa disiasati dengan sesering mungkin kamu beristirahat selama mendaki.
Siapkan pengetahuan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, manajemen survival itu termasuk memanajemen kerja otak, kesiapan perlengkapan dan hati nurani.
Oleh karena itu sebelum atau selama mendaki, kamu perlu untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi agar pengetahuan tentang gunung itu cukup dan bisa digunakan saat kamu dalam kesulitan.
Beberapa hal lain yang paling penting untuk selalu diingat adalah soal jenis-jenis perlengkapan pendakian wajib kamu miliki.
Dengan perlengkapan yang memadai, setidaknya kamu memiliki landasan kuat agar bisa bertahan selama di gunung selama terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Siapkan mental

Terakhir mengenai hati nurani.Hati nurani ini merupakan penyemangat hidup yang bisa membangkitkan seseorang apabila tersasar untuk tetap semangat mencari jalan keluar dan bertahan hidup.
Hati, seberapa kuat spirit mentalmu untuk tetap bertahan hidup dalam keadaan paling minim. Bertahan hidup yang dimaksud adalah soalĀ cara mengandalkan kerja otak seperti mempraktekkan pengetahuan tentang wisata gunung.
Apabila terjadi masalah di gunung sebenarnya bukan suatu hal yang rumit dan dapat diatasi dengan cara mengolah otak, perlengkapan, dan hati nurani.