#PendakiCantik – Masyarakat adat diminta untuk terlibat aktif dalam proses konservasi lingkungan hidup di kawasan hutan serta SDA di areal Gunung Rinjani.

Seruan ini disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar proses konservasi terkait bisa berbasis adat dan budaya masyarakat setempat.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno menjelaskan bahwa apabila hal tersebut bisa diwujudkan maka akan menjadi sebuah keniscayaan di Gunung Rinjani.

Pernyataan ini disampaikan Wiratno di sela acara Tradisi Adat Sasak, Asuh Gunung Rinjani oleh Laskar Sasak Lombok-NTB di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Data Komitmen Daerah

 

View this post on Instagram

 

A post shared by BTN GUNUNG RINJANI (@gunungrinjani_nationalpark)

Wiratno menyampaikan, KLHK mencatat ada sedikitnya 14 daerah khususnya berbasis desa yang sudah berkomitmen untuk menggunakan adat dan budaya sebagai bagian penting proses konservasi dan pelestarian lingkungan hidup.

Desa Sinaru yang berada di lereng Gunung Rinjani bisa menjadi bagian dari 14 daerah konservasi lainnya yang melibatkan masyarakat adat untuk proses pelestarian lingkungan.

Ke depan model ini mesti didorong menjadi lebih masih lagi sehingga tradisi adat dan budaya bangsa bisa menjadi solusi bagi penyelesaian problem bangsa tidak hanya soal pelestarian lingkungan saja.

Tentang Ritual Asuh Gunung Rinjani

Sementara itu, Ketua Laskar Sasak, Lalu Sofyan Hadi menyatakan, ritual adat Asuh Gunung Rinjani merupakan rangkaian acara dari program Lombok Mercusar yang sudah dideklarasikan pada awal Oktober 2020 lalu.

Pada awal bulan ini Februari 2021 ini sudah ada 2 acara yang dimotori Laskar Sasak yang digelar, pertama Ritual Nyentulak, doa tolak balak di Desa Biluk Petung, Kecamatan Sembalun Lombok Timur.

Kedua Pengukuhan Pemangku Hutan di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara pada 1 Februari 2021 lalu. Khusus saat ini di Senaru ada lagi Ritual Asuh Gunung Rinjani.

Potensi Energi Luar Biasa

Pembina Laskar Sasak yang juga Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) NTB, Wahyudi Adi Siswanto menambkan, pulau Lombok memiliki potensi energi yang luar biasa sejak era masa lalu khususnya saat Gunung Rinjani bernama Gunung Samasas.

Gunung Rinjani kuno atau yang dikenal Gunung Samalas pernah meletus 1257 masehi, dan letusannya sangat dahsyat yang membuat dampak buruk hingga daratan eropa.

Hasil letusan Gunung Samalas itu kini berubah menjadi Gunung Rinjani dan danau segara anak.

Artinya dengan doa-doa suci mengharapkan energi negatif yang dimiliki Rinjani menjadi energi positif untuk kepentingan bangsa dan umat manusia.

Adapun rangkaian acara ritual adat Asuh Gunung Rinjani dimulai dengan penyembelihan sejumlah hewan korban, proses simbeq bagi warga dan tetamu yang hadir.

Pemberian santunan bagi yatim piatu, prosesi acara diakhiri dengan pembacaan doa-doa pujian yang dipimpin Amaq Lokak beserta tetua adat dan laskar sasak.*

Share.