#PendakiCantik – Pegunungan Himalaya yang menjadi kebanggaan bangsa Nepal ternyata memiliki puncak bernama Machhapuchhare.
Dalam sebuah artikel dari seorang wartawan BBC bernama Neelima Vallangi disebutkan bahwa Machhapuchhare selalu dianggap magis bagi siapapun yang memandangnya.
Bahkan bisa dibilang banyak yang terobsesi. Contohnya adalah seseorang dengan kebangsaan Inggris, Letnal Kolonel James Owen Roberts.
Tentang Machhapuchhare

Machhapuchhare adalah gunung setinggi 6.993 meter di Nepal. Puncak ini mencuri perhatian karena letak geografisnya yang jauh dari puncak Annapurna dan lebih tinggi.
Bentuknya segitiga runcing dengan selimut salju yang putih dan menjulang ke langit. Kalau dilihat-lihat, puncaknya mirip ekor ikan. Ini mengapa Machhapuchhare memiliki arti Ekor Ikan.
Kembali ke Letnal Kolonel James Owen Roberts, Nepal saat itu belum mengenal soal pendakian dan trekking.
Letnal Kolonel James Owen Roberts adalah perwira Angkatan Darat Inggris yang terkenal atas kontribusinya terhadap pendakian gunung Nepal dan Himalaya yang sangat besar.
Roberts ditunjuk sebagai atase militer pertama di Nepal pada tahun 1958. Ia menggunakan posisinya, semangat dan pengetahuannya tentang Himalaya untuk membuka pegunungan terpencil di negara itu dalam pendakian gunung dan trekking komersial.
Sebuah industri yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Nepal dan mata pencaharian warga lokal.
Ia tidak hanya memelopori zaman keemasan penjelajahan Himalaya, tetapi juga membuat keindahannya dapat diakses oleh seluruh dunia ketika ia mendirikan agen trekking pertama di negara itu, bernama Mountain Travel pada tahun 1964.
Ia bahkan mengooptasi dan mempopulerkan istilah ‘trek’, yang menjadi identik dengan pendakian di Himalaya saat ini. Oleh karenanya, ia dikenang sebagai Bapak Trekking di Nepal.
Gunung Aneh di Tepi Danau

Ketertarikan Roberts pada Pokhara dan Machhapuchhare dimulai setelah membaca kiriman dari Nepal yang ditulis pada tahun 1936 oleh seorang perwira militer, yang menulis tentang gunung dan kota yang aneh di tepi danau.
Pada tahun 1957, setelah lebih dari 20 tahun terpaku pada Machhapuchhare, Roberts menyelenggarakan ekspedisi pertama ke puncak gunung (dipimpin oleh Noyce dan diikuti oleh beberapa pendaki lainnya), yang belum didaki secara resmi hingga saat itu.
Menurut catatan Noyce, Roberst yang begitu terobesi harus pasrah ketika terjadi masalah logistik. Ia membagi timnya menjadi dua.
Roberts menawarkan diri untuk membawa tim pendukung sementara Noyce dan pendaki lainnya melanjutkan pendakian ke puncak terakhir.
Mereka juga pada akhirnya berhenti mendaki lebih tinggi lagi, hanya 45 meter di bawah puncak, karena cuaca buruk.
Begitu ekspedisi selesai, Roberts langsung menghadap pemerintah Nepal. Dirinya melaporkan semua kegiatan dan meminta hal yang cukup aneh. Roberts ingin agar puncak Machhapuchhare ditutup dan terlarang untuk didaki.
Meski cukup aneh, tetapi yang lebih mengejutkan lagi pemerintah Nepal menuruti permintaan Roberts.
Puncak Suci

Di mata seorang seniman yang juga adalah teman, Roberts dikenal sebagai pribadi yang lembut. Kalau keinginannya agar tidak terkalahkan saat mendaki Machhapuchhare, rasanya itu hampir tidak mungkin.
Akhirnya banyak anggapan yang muncul. Salah satunya adalah kedekatan Roberts dengan warga Desa Gurung.
Mereka adalah masyarakat yang tinggal di dekat puncak gunung dan menganggap Machhapuchhare adalah puncak suci.
Orang Gurung sendiri sebenarnya tidak begitu senang dengan pendaki asing yang datang ke sana.
Meski begitu, beberapa gunung yang dianggap sakral bagi beberapa komunitas di Nepal, tidak menghentikan langkah pemerintah untuk mengeluarkan izin pendakian, juga tidak menghentikan Roberts mendaki gunung lain.
Tapi mungkin karena kecintaannya pada orang-orang Gurung dan pesonanya yang tak tergoyahkan dengan gunung itulah yang menyebabkan permintaan Roberts yang tidak biasa.
Mungkin Roberts sudah punya penglihatan, bahwa tak sedikit alam yang rusak karena pariwisata. Tak terkecuali gunung.
Tetap perawan dan mempesona, Machhapuchhare seolah diam dalam kesucian dan mengawasi dunia dengan keheningan. Machhapuchhare tetap ‘sakral’ dan dipuja walau hanya lewat pandangan mata.*