#PendakiCantik – Pendakian Gunung Cartensz ditutup untuk sementara. Hal ini dilakukan lantaran kerap terjadi konflik bersenjata antara KKB dengan TNI-Polri di Papua.

Gunung Cartensz Pyramid dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) termasuk ke dalam tujuh puncak tertinggi di dunia.

Puncak bersalju di daerah tropis ini dapat dicapai dengan trekking lewat jalur Sugapa, Intan Jaya yang berada 2.100 mdpl.

Jalur Pendakian

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Aulia Ibnu (@aulia_summiters)

Jalur pendakian ini dimulai dari Kampung Ugimba yang termasuk dalam Distrik Sugapa, Soangma, atau Ilaga bisa memakan waktu 4 sampai 7 hari lamanya. Untuk bisa mencapai puncaknya tak semudah yang dibayangkan.

Jalur Sugapa termasuk trekking yang berat, dengan curah hujan yang tinggi, bisa dipastikan hampir setiap hari hujan.

Melalui jalur ini, pendaki akan melintasi beberapa sungai, yaitu Sungai Kemabu dan Sungai Nabu. Sungai Kemabu mempunyai arus yang deras.

Melalui jalur Ugimba Sugapa, para pendaki akan menuju ke Lembah Danau-Danau terlebih dahulu.

Jika berhasil tiba di basecamp Lembah Danau-Danau, pendaki akan membuat tenda, dan selama 2 hingga 3 hari melakukan penyesuaian diri dengan ketinggian sambil berlatih mendaki beberapa tebing terdekat.

Melihat Butiran Es

Konflik Bersenjata Membuat Pendakian Cartensz Papua Ditutup
Foto: Pendaki Cantik – @agungqillah

Biasanya di dini hari, butiran-butiran es akan turun dan terlihat jelas di basecamp ini. Dibutuhkan kemampuan teknik memanjat 80 derajat tegak lurus saat mau mencapai puncak bersalju.

Jika berjalan lancar, pendakian via jalur Ugimba membutuhkan waktu sekitar dua minggu lebih pergi-pulang. Sejak pandemi COVID-19, jalur pendakian menuju Puncak Cartensz ditutup.

Selain itu, kondisi keamanan Sugapa, Intan Jaya yang sering terjadi kontak tembak antata KKB-TNI Polri juga menjadi alasan ditutupnya jalur pendakian.

Walaupun tidak ada pendaki, Puncak Cartensz selalu dijaga dingo, yaitu anjing sakral penjaga puncak bersalju. Dingo disakralkan oleh Suku Moni. Anjing ini disebut juga anjing bernyanyi Papua.*

Share.