Pendakicantik.com – Kisah Setiawan Maulana, atau sering akrab dipanggil Iwan oleh teman-teman sependakian merupakan pemuda pemberani dan enerjik yang hilang dalam dekapan Gunung Kerinci.
Setiawan Maulana, pendaki asal Bekasi yang berusia 22 tahun ini menghilang saat mendaki Gunung Kerinci bersama rombongannya sebanyak 16 orang.
Baca Juga: Pendaki Cilik 5 Tahun Berhasil Gapai Puncak Gunung Lawu; Nitizen: Ya Allahhhhhh pengeen!!
Saat itu, Setiawan Maulana menghilang saat hendak turun dari puncak bersama temannya dikarenakan cuaca yang sangat buruk.
Setiawan Maulana Hilang di Gunung Kerinci
Pendakian Desember 2014 itu meninggalkan luka yang mendalam di hati rombongan sependakiannya dan juga di hati sahabat pendaki lainnya.
Baca Juga: Mengenal Destinasi Wisata Terasering Panyaweuyan
Histori Kala Itu, Desember 2014
Reski Fadila Malik (22), salah satu teman sependakiannya merupakan pendaki asal Bekasi, menjelaskan bahwa sebelum hilang, Setiawan Maulana (22) sempat ragu saat hendak naik ke puncak Gunung Kerinci.
“Dia sampai tiga kali nanyain saya, apakah akan melanjutkan perjalanan ke puncak atau nggak,” ujar Eki, sapaan akrab Reski Fadila Malik.
Eki melanjutkan cerita, pendakian itu, diikuti oleh 16 orang. Sejumlah 9 pendaki berasal dari Jakarta, 4 pendaki dari Bekasi, dan 3 orang pendaki lainnya berasal dari Padang.
Mereka berangkat dari Jakarta ke Padang, Rabu (24/12/2014) malam. Setiba di Padang, rombongan mereka kemudian bergabung dengan tiga pendaki lain dari Padang.

Cuaca Buruk Sejak Dari Shelter 1
Saat memulai pendakian, mereka dibagi dalam dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang. Eki satu kelompok dengan Iwan. Menurut Eki, cuaca buruk sudah terasa sejak mereka tiba di shelter 1.
Pada Jumat (26/12) malam, rombongan pendaki tersebut menginap di tiga tempat terpisah. Dua orang pendaki berada di tenda shelter 3, 11 orang di tiga tenda di shelter dua, dan 3 orang lainnya di bawah shelter 2.
Sabtu (27/12) pagi, mereka yang ada di shelter dua menggelar diskusi kecil, mencari kesepakatan melanjutkan pendakian ke puncak atau tidak.
Ada yang pengen tapi ragu, ada yang menunggu cuaca. Saat itu cuaca di Gunung Kerinci memang lagi buruk, minus beberapa derajat di ketinggian 3100 mdpl. Cuaca malah makin buruk dan kabut kian pekan setelah setengah jam kemudian, jelas Eki lebih lanjut.
Baca Juga: Wajah Baru Situ Rawa Kalong; Ruang Publik Berkualitas Untuk Warga Depok
Iwan masih jalan di sekitar tenda, masih orientasi medan. Dia memberi penjelasan kepada teman-temannya, jika naik ke puncak diperkirakan baru sampai pukul 12.00 WIB. Turun sampai basecamp bisa pukul 19.00 WIB.
Iwan makin dilanda perasaan ragu. Dia lalu bicara dengan Imad. Dan akhirnya mereka malah packing, seperempat jam kemudian.
Iwan bertanya kepada Eki untuk kesekian kalinya, mau naik atau turun? Tapi Eki tetap memutuskan dan memilih untuk turun kembali ke basecamp.

Menuju Puncak Meski Cuaca Buruk
Akhirnya dengan semangat dan tekad yang bulat Setiawan Maulana (Iwan) bersama dengan sahabatnya, Imad, melanjutkan perjalanan menuju ke puncak.
Mereka berdua tiba di puncak dengan kondisi cuaca badai. Dan akhirnya keduanya bergegas turun kembali ke basecamp. Dan Iwan berlari turun lebih awal dari Imad.
Namun, sesampai di shelter 2 hingga basecamp, Imad tidak menjumpai Iwan hingga sekarang. Diperkirakan Iwan salah mengambil jalur saat turun setelah di Tugu Yudha, Gunung Kerinci.