Pendakicantik.com – Mawi, seorang mantan pemburu liar yang mengaku saat memasang perangkap untuk menangkap harimau Sumatra dengan cara jerat dari kawat baja.

Mawi mengaku menjerat kaki harimau dengan kawat baja, lalu membunuhnya dengan cara ditembak atau dipukul dengan kayu.

Baca Juga: Ali Rahmatullah: Naik Gunung Lawu untuk Ritual dan Belum Pulang

Tidak hanya berhenti di situ; mereka menguliti badan harimau yang sudah mati tersebut dengan tangan dan pisau untuk memisahkan kulit, tulang dan daging.

Pertobatan penjagal harimau Sumatra: ‘Saya telah membunuh 150 ekor harimau’ – BBC News Indonesia

Kisah Mawi, Mantan Pemburu Harimau Sumatera yang Bertobat

Terkadang, beberapa dari para pemburu liar itu memakan daging harimau hasil buruannya.

Baca Juga: Ali Rahmatullah Dilaporkan Hilang dan 10 Hari di Gunung Lawu

Tubuh Harimau Dijual dengan Berbagai Cara

Bagian tubuh harimau itu kemudian beredar di pasar gelap dalam bentuk obat tradisional hingga koleksi pribadi orang-orang kaya yang suka mengkoleksi barang-barang seperti itu.

Sebaliknya, jika harimau itu selamat, umumnya binatang berakhir cacat yang berujung di jeruji besi taman safari dan kebun binatang.

Juli lalu, sekitar 20 pemburu harimau di rimba Sumatra berjanji atau berikrar untuk tobat. Para mantan pemburu liar itu mengungkapkan untuk bertanggung jawab atas hilangnya lebih dari 200 harimau Sumatra.

Kisah Mawi, Mantan Pemburu Harimau Sumatera yang Bertobat
Foto: Pendaki Cantik –

Pengakuan Mawi: Mantan Pemburu Harimau

Salah satu mantan pemburu itu adalah Mawi. Dia mengaku telah memusnahkan ratusan harimau di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) – Situs Warisan Dunia UNESCO yang melintasi empat provinsi di Sumatra.

“Saya telah membunuh harimau kurang lebih 150 ekor. Boleh dibilang terbanyak di sini,” ujarnya.

Baca Juga: Pulau Hatta: Pulau Bersejarah dengan View Alam yang Eksotik

Jumlah itu lebih besar dari total perkiraan harimau yang masih hidup di TNKS sekitar 93-130 ekor dan menjadi habitat terbesar predator puncak di Pulau Sumatra.

Awalnya, ia mengaku membunuh harimau untuk melindungi desa dari serangan binatang tersebut. Namun dalam perkembangannya, Mawi jadi kecanduan. Apalagi, ia tergoda dengan penghasilan dari penjualan harimau.

Mawi mengaku memburu harimau dari tahun 1971 hingga akhirnya berhenti di akhir tahun 2017. Kini, dia dan mantan pemburu lain kini menanti rangkulan tangan pemerintah yang mengatakan telah menyiapkan program pemberdayaan, agar tidak lagi kembali ke dosa masa lalu.

Kisah Mawi, Mantan Pemburu Harimau Sumatera yang Bertobat
Foto: Pendaki Cantik – @weinkoandika

Jejak-jejak darah perburuan liar adalah salah satu ancaman terbesar yang membawa harimau Sumatra berada di ambang kepunahan.

Share.