#PendakiCantik – Keterbatasan fisik yang dimiliki Kirstie Ennis (28) tidak menghalangi dirinya untuk melakukan hal-hal mengagumkan di dunia.
Kirstie, seorang perempuan yang memiliki kekurangan fisik dengan kondisi kaki kiri diamputasi ini telah sukses menaklukkan gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Gunung Everest terkenal dengan berbagai legendanya, mulai dari sulit untuk ditaklukkan hingga medannya yang mematikan.
Tak hanya itu, Gunung Everest juga dikenal sebagai tempat dengan angka kematian yang tinggi. Hanya orang-orang yang dianggap mampu, kuat, dan penuh tekad yang bisa berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia ini.

Namun nyatanya, meski dengan kekurangan fisik yang dimiliki, Kirstie membuktikan bahwa ia mampu mendaki gunung tertinggi dengan menggunakan prosthetic leg atau kaki palsu.
Tujuan utama Kirstie sebenarnya bukan untuk mencapai puncak Everest, namun untuk memotivasi penyandang disabilitas lainnya agar semakin berkembang di dunia olahraga.
Mantan Tentara AL Amerika Serikat

Kirstie adalah seorang perempuan biasa yang tergabung dalam United States Marine Corps atau Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun, keadaan berubah pada 23 Juni 2012 saat ia melakukan misi ke Afghanistan.
Dalam misi itu, helikopter yang ditumpanginya terjatuh dan semuanya menjadi awal yang gelap bagi dirinya.
Cedera yang dialami Kirstie amatlah parah. Ia kehilangan sebagian rahangnya, kerusakan sumsum tulang belakang, kulit yang terbakar, hingga patah tulang.
Dari kecelakaan helikopter tersebut, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi dan menjalani pengobatan panjang bertahun-tahun. Belum lagi, trauma yang parah pasca-kecelakaan juga membuat kondisi mentalnya terganggu.
Dioperasi 44 Kali

Kirstie mengalami banyak tantangan setelah kejadian naas tersebut. Dia harus menjalani operasi sebanyak 44 kali, latihan berbicara, konsultasi psikologi dan hal lain yang sempat membuatnya ingin menyerah.
Kecelakaan itu meninggalkan luka mendalam bagi Kirstie, baik secara fisik maupun mental. Ia pernah merasa putus asa dan tidak ingin hidup kembali.
Namun untungnya, Kirstie dikelilingi oleh keluarga dan sahabat-sahabat baik selama masa pengobatan di rumah sakit.
Ia pun akhirnya menemukan sisi positif dan mensyukuri kesempatan kedua yang diberikan padanya untuk melanjutkan hidup.
Ingin Terus Melanjutkan Hidup

Dalam sebuah wawancara dengan Glamour, dia mengatakan bahwa meski harus kehilangan salah satu bagian dari tubuhnya bukan berarti dia harus menyerah.
Kemudian, dirinya memutuskan untuk meneruskan hidup yang berarti untuk dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
Alasan inilah yang juga memotivasinya bergabung dengan AL AS. Karenanya, dia memberikan mengubah pandangan hidupnya agar bisa memotivasi lebih banyak orang di sekitarnya.
Keputusan Mendaki Gunung

Dari mimpi itulah ia tercetus untuk menciptakan hobi baru, yakni dengan mendaki gunung. Bukan hanya olahraga yang penuh adrenalin, ia menganggap mendaki gunung adalah hal yang baik untuk kesehatan jiwanya.
Kurang dari setahun ia mulai untuk mendaki gunung, Kirstie telah menaklukkan Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika.
Tak hanya sukses mencapai puncak, ia pun berhasil mengumpulkan 150 ribu dolar AS atau yang setara dengan Rp 2 miliar untuk kebutuhan air bersih bagi komunitas sekitar Gunung Kilimanjaro.
Menimbulkan Sensasi

Aksi luar biasa tersebut menjadi sensasi baru bagi dirinya. Dia menjadi seorang perempuan gila dengan satu kaki mendaki gunung-gunung di dunia ini.
Meski demikian, dia tidak ingin hanya sekadar mendaki, tanpa memberikan pengaruh baik pada komunitas setempat.
Setiap mengunjungi suatu gunung untuk didaki, dia selalu membawa tujuan lainnya yang bisa memberi keuntungan pada orang lain. Kirstie pun bertekad untuk mendaki tujuh puncak gunung di tujuh belahan dunia.
Ia dedikasikan setiap pendakian tersebut dengan membentuk suatu keasadaran dan penggalangan dana yang bisa bermanfaat untuk pendidikan, pemberdayaan, dan proses penyembuhan mental.
Pada 2018 silam, ia mendirikan yayasan Kirstie Ennis Foundation. Sejak pembentukannya, Kirstie telah menghibahkan lebih dari 70 ribu dolar AS atau Rp 977 juta untuk para veteran perang, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Tantangan mendaki gunung tertinggi di dunia

Saking tingginya gunung Everest, oksigen di beberapa ratus meter sebelum puncak amatlah tipis. Pendaki harus menggunakan tabung oksigen khusus agar tetap bisa bernafas dan bergerak normal. Hebatnya, Kirstie berhasil melaluinya dengan kaki palsu.
Bagi seseorang yang memiliki kedua kaki lengkap saja amatlah sulit untuk melakukan hal ini, apalagi bagi Kirstie yang memiliki kekurangan fisik.
Ia harus menopang berat tubuhnya pada satu kaki, membawa tabung oksigen yang berat dan menggunakan kaki palsu yang sewaktu-waktu tersangkut di bongkahan es Gunung Everest.
Pesan Moral

Meski kiprahnya dalam menaklukkan Everest sebagai perempuan disabilitas amatlah mengagumkan, Kirstie tak ingin disebut sebagai pemecah rekor perempuan disabilitas yang mendaki gunung tertinggi di dunia.
Ia hanya ingin disebut sebagai salah satu dari sekian banyak perempuan disabilitas yang berhasil mendaki Everest.
“Saya hanya berharap, dengan saya melakukan ini, membuat perempuan lainnya di luar sana yang mungkin memiliki kekurangan seperti saya agar lebih termotivasi melakukan hal-hal mengagumkan di dunia ini,” ujar Kirstie Ennis.