#PendakiCantik – Berbicara tentang Khansa Syahlaa, mungkin akan membuat sebagian besar orang akan minder karena sederet prestasi luar biasanya soal mendaki gunung.
Gadis kecil yang sudah mulai beranjak remaja ini bukanlah sembarang orang di dunia pendakian. Dia dikenal dengan segudang pencapaian yang mustahil dilakukan orang lain.
Khansa Syahlaa merupakan pendaki asal Bogor, Jawa Barat yang mulai mendaki sejak berumur tujuh tahun.
Di usianya yang kesebelas, ia tercatat sudah mendaki sekitar 16 Gunung pada tahun 2017. Termasuk tujuh gunung tertinggi di Indonesia. Berikut beberapa hal yang wajib kamu ketahui tentang Khansa Syahlaa.
Menaklukkan 7 Gunung Tertinggi Indonesia

Pada tahun 2017, Khansa tercatat sebagai pendaki termuda di dunia yang menaklukkan Gunung Carstenzs di Papua.
Hal tersebut, sekaligus melengkapi catatan prestasinya menaklukkan tujuh gunung tertinggi di dunia di usia yang masih sangat belia.
Pada April 2015, Khansa berhasil mencapai Gunung Semeru di Jawa Timur. Dilanjutkan Agustus 2015, Khansa berhasil menjejakkan kaki di puncak Gunung Rantemario di Sulawesi.
Pada Maret 2016, Khansa berhasil mencapai puncak Kerinci di Sumatera. Pada Juli 2016, Khansa berhasil mencapai puncak Binaiya di Kepulauan Maluku, lalu dilanjutkan ke puncak Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Pada November 2016, Khansa berhasil mencapai puncak Bukit Raya di Kalimantan, dan pada Juli 2017 tepat pukul 16.00 WIT dia menaklukkan Gunung tahun Carstensz.
Didampingi Sang Ayah

Puncak Carstensz yang terletak di Pegunungan Sudirman, Puncak Jaya, Papua ini berketinggian 4.884 meter.
Carstensz merupakan salah satu dari 7 puncak tertinggi di dunia (Seven Summit) yang menjadi incaran para pendaki dunia.
Tidak sembarang orang bisa mencapai puncak Carstenz. Selain medannya sangat sulit dan cuaca yang sering berubah-ubah, mendaki Carstensz memerlukan mental dan semangat yang kuat, serta kesehatan fisik yang prima.
Dengan didampingi sang ayah, Aulia Ibnu dan tiga pendaki profesional, Khansa mulai perjalanan pada 10 Juli 2017 dan berakhir pada 17 Juli 2017.
Sangat Berat

Khansa menceritakan, mendaki Carstensz sangat berat. Jalur yang harus mereka lewati ada yang vertikal seperti tebing.
Ada juga yang harus melompati celah-celah gletzer dan bongkahan es. Perjalanan terasa bertambah berat karena pada waktu itu terjadi badai dan hujan salju.
Untuk menghadapi cuaca yang begitu dingin itu, Khansa sudah mempersiapkan diri dengan mengenakan beberapa lapis pakaian, terdiri dari pakaian dalam, kaos, jaket, dan jas hujan. Sebab kalau tidak, dia bisa terkena penyakit hipotermia karena kedinginan.
Khansa juga menceritakan, pendakian ini benar-benar menguras tenaga. Pernah, saking tidak kuatnya Khansa ingin menangis.
Kalau sudah merasa tidak kuat, Khansa harus berhenti dan menenangkan diri. Setelah merasa tenang dan tenaganya pulih, semangat Khansa akan muncul kembali untuk meneruskan perjalanan.
Ingin Terus Mendaki

Meskipun mendaki gunung itu melelahkan, Khansa tidak kapok. Khansa mengaku ingin terus mendaki gunung-gunung tinggi lainnya, seperti Gunung Leuser di Aceh dan Gunung Kilimanjaro di Tanzania.
Sampai saat ini, Khansa sudah mendaki 16 gunung. Menurut Khansa, mendaki gunung itu bisa membuat dirinya lebih berani dan percaya diri.
Selain itu, keindahan alam Indonesia juga membuatnya bangga dan takjub pada alam ciptaan Tuhan.
Tahun 2019 lalu ia dikabarkan telah berhasil mendaki gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro bersama sang ayah. Mereka berhasil mencapai puncak setelah berjalan selama 7 hari.