Pendakicantik.com – Saat ini hampir semua orang dari berbagai kalangan suka naik gunung. Entah itu karena sudah menjadi hobinya atau karena tidak ingin dinilai ketinggalan. Atau mungkin juga karena terhipnotis setelah lihat postingan-postingan keren seputar dunia pendakian di sosial media.
Hobi mendaki gunung kini sudah mewabah dan seakan sudah menjadi tren. Menyaksikan pesona sunrise (matahari terbit) untuk pertama kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi sungguh sangatlah menyenangkan.
Namun, sangat disayangkan karena banyak yang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup. Mereka yang dasarnya bukan pendaki gunung melakukannya aktivitas naik gunung hanya sekadar untuk hura-hura saja. Sebab tak paham aturan, dengan seenaknya saja mencoreti batu, mengukir nama-nama mereka di pohon, atau memenuhi gunung dengan sampah.
Baca juga: TETAP WASPADA; GUNUNG IBU DI HALMAHERA KEMBALI ERUPSI

Kesalahan yang Sering Buat Pendaki Meninggal di Gunung
Perlu dipahami bahwa mendaki gunung termasuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula yang belum benar-benar paham aturan mendaki seakan memasabodohkan bahaya. Hanya demi memasang foto-foto di sosial media, mereka naik gunung. Naik gunung tanpa persiapan, asal-asalan, dan seringkali sembrono.
Beberapa kesalahan para pendaki pemula yang sering membuat mereka celaka bahkan sampai meninggal di gunung
Sok Jagoan
Baru pertama kali naik gunung tapi sudah bersikap sok jagoan. Sikap yang sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini sering mencari jalur di luar jalur resmi.
Lebih parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Modal berani dan nekat saja. Dan akhirnya petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati kedinginan di lembah, atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.

Buruknya Manajemen Logistik
Salah satu masalah pendaki pemula adalah buruknya manajemen logistik. Dalam pikiran mereka, mendaki gunung identik dengan segala sesuatu yang bersifat instan.
Tentu hal ini salah besar. Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan berat. Butuh kalori yang cukup bahkan ekstra per harinya. Bahkan kalori yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas sehari-hari lebih kecil jika dibandingkan dengan kalori yang dibutuhkan saat naik gunung.
Sebelum naik gunung, persiapkan fisik dengan mengkonsumsi makanan bergizi, minum susu, makan buah-buahan. Dalam kondisi lemas dan lapar inilah sering terjadi kecelakaan. Jadi dapat menyebabkan kurang konsentrasi, lemes, pingsan hingga kematian.

Buruknya Cara Packing Barang
Packing atau mengepak barang dalam ransel adalah seni yang harus dikuasai pendaki gunung. Ingat seluruh barang bawaan harus masuk ke dalam ransel karena medan yang akan dihadapi sangat sulit, tidak boleh ada yang tergantung di luar ransel selain botol air minum. Posisi tangan harus bebas tanpa beban karena akan memegang walking stick atau berpegangan meniti akar-akar pohon jika dibutuhkan.
Coba amati para pendaki pemula. Panci digantung ke ransel, posisi tangan menenteng sleeping bag atau jaket. Ransel yang dibawa tak dilapisi lagi dengan cover bag. Kemudian pakaian di dalam ransel tak dilapis plastik. Jika hujan, semua pakaian, jaket dan sleeping sudah pasti basah.
Jika dipikirkan, hal yang sangat penting menjaga pakaian ganti tetap kering. Karena tidur dengan keadaan basah bisa mengakibatkan hipotermia. Dan inilah penyebab utama kematian pendaki gunung dimana suhu tubuh menurun karena kedinginan.

Hipotermia Diduga Kesurupan
Para pendaki pemula mendaki tanpa ilmu seputar dunia mendaki. Hanya berbekal semangat dan tanpa perlengkapan memadai mereka nekat mendaki gunung.
Pendaki pemula ini tidak tahu ilmu P3K, maka sering terjadi salah kaprah. Mereka tidak paham apa saja yang diderita pendaki saat berada di gunung jika musim dingin. Misalnya pada penderita hipotermia, korban akan menggigil dan kehilangan kesadaran, kemudian mulai bicara melantur.
Karena ngomong yang tidak jelas asal saja dan sukar diajak komunikasi, teman-temannya mengira si korban kesurupan. Mereka malah membacakan doa untuk mengusir setan. Seharusnya, segera lakukan pertolongan.
Ganti pakaiannya dengan pakaian kering, masukkan dalam sleeping bag yang sudah dihangatkan, taruh beberapa botol air panas di dalam sleeping bag itu, dan jaga kondisi lingkungan agar tetap hangat. Jika sudah sadar dan membaik segera beri minuman dan makanan hangat sedikit demi sedikit. Hindari memberi kopi atau minuman keras.
