Pendakicantik.com – Beberapa pendaki sering kali ditemukan melakukan beberapa kebiasaan buruk saat naik gunung, entah disengaja atau tidak, hal ini harus diubah.
Ketika banyak orang berusaha sedapat mungkin menikmati sebuah perjalanan mendaki, ada-ada saja ulah pendaki yang mencederai perjalanan tersebut.
Baca Juga: Sesosok Jenazah Ditemukan di Gunung Lawu, Diduga Peritual asal Kediri
Membuang sampah, merusak hutan dan beberapa hal lainnya adalah segelintir masalah yang ditimbulkan oleh para pendaki bar-bar ini.
Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Pendaki Saat di Gunung
Sadar jika kamu bukan salah satu dari mereka, perlu diketahui bahwa entah sengaja atau tidak ketika kamu melakukan beberapa hal berikut selama mendaki bisa saja itu merupakan kebiasan buruk yang harus dihentikan.
Baca Juga: Rahmansyah, Pendaki Meninggal karena Hipotermia di Danau Slank
Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Pendaki
Pertama: Mendaki tanpa persiapan
Mendaki gunung merupakan aktivitas outdoor atau luar ruangan yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Perlu persiapan, mulai fisik, peralatan, hingga pengetahuan mengenai jalur agar pendakian berjalan dengan lancar.
Namun saat ini, ada banyak pendaki yang langsung memutuskan untuk mendaki gunung begitu saja hanya karena ajakan teman atau melihat postingan pendakian di media sosial.
Mereka kemudian memulai pendakian tanpa persiapan yang matang. Hal ini tentunya berisiko dan buruk buat keselamatan. Tanpa persiapan memadai, fisik tidak akan siap untuk mendaki sehingga bisa menimbulkan cedera atau kecelakaan. Selain itu, risiko tersesat juga semakin besar.

Kedua: Memakai setelan pakaian yang tidak cocok untuk mendaki
Sebagai sebuah aktivitas fisik, tentu mendaki gunung juga memerlikan setelan pakaian yang sesuai. Setelan pakaian yang nyaman tidak hanya membantu pendaki untuk nyaman bergerak, tetapi juga ketika menghadapi kondisi cuaca di gunung seperti panas dan dingin. Tak sedikit pendaki sekarang yang mengacuhkan perihal setelan pakaian pendakian.
Baca Juga: Rahmansyah, Pendaki Meninggal karena Hipotermia di Danau Slank
Banyak yang masih mengenakan pakaian yang tak cocok untuk mendaki seperti celana jeans, jaket tipis, dan sepatu kasual. Tentu setelan pakaian yang tak sesuai untuk mendaki membuat pendakian semakin berbahaya. Hal itu juga menyebabkan risiko kecelakaan semakin tinggi seperti hipotermia.
Tentu sepatu sekolah rawan membuat penggunanya terpeleset saat melewati jalut pendakian yang cukup licin dan tak melindungi kaki dari cedera.
Contoh lain adalah, mengatasi udara dingin di gunung tentu butuh jaket yang standar. Jaket dengan lapisan yang tipis jelas tidak akan mampu melindungi tubuh dari udara dingin.

@eydinda
Ketiga: Berisik di tenda saat malam hari
Bercanda dengan kawan mendaki memang merupakan aktivitas yang mengasyikkan dalam pendakian. Selain agar semakin akrab, pendakian bisa jadi tidak terasa lelah jika diselingi dengan candaan bersama teman.
Namun, bersendau gurau dengan suara keras ketika berkemah pada malam hari merupakan kebiasaan buruk pendaki, terutama jika ada tenda lain di sekitarnya. Itu karena bisa jadi pendaki di tenda lain sedang beristirahat. Tentu berisik di tenda saat malam hari bisa mengganggu pendaki lain yang sedang beristirahat untuk mengusir lelah.
Berisik bisa karena bercengkerama dan tertawa dengan suara keras, atau membunyikan musik dari smartphone keras-keras. Selain itu, suara yang keras juga berpotensi mengganggu kehidupan satwa di gunung yang didaki.

Keempat: Membuat api unggun
Banyak pengelola basecamp pendakian yang melarang pendaki gunung membuat api unggun atau perapian, khususnya ketika musim kemarau. Hal itu karena perapian rawan membuat gunung mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Namun, pendaki terkadang tetap nekat membuat api unggun saat mendaki. Biasanya, alasan tujuan api unggun tak lain adalah untuk menghangatkan diri dari dinginnya udara gunung. Api unggun juga berbahaya karena bara api bisa tertiup angin dan mengenai semak kering sehingga memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga: Rahmansyah, Pendaki Meninggal karena Hipotermia di Danau Slank
Kelima: Meninggalkan rekan tim
Saat mendaki bersama tim, idealnya anggota tim harus berjalan berdekatan. Tak boleh ada satu orang yang memisahkan diri dengan berjalan terlebih dahulu atau tertinggal di belakang. Hal itu agar semua anggota tim bisa selamat hingga sampai basecamp kembali.
Dari beberapa kasus kecelakaan mendaki gunung, salah satu faktornya adalah terpisah dari rekan pendakian. Hal itu menyebabkan tak terpantaunya pergerakan anggota tim.

Keenam: Membuang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme
Inilah salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan banyak pendaki. Mereka membuang sampah seperti properti foto seperti kertas, plastik bungkus makanan, mencoret-coret batu, dan lainnya.
Pendaki yang melakukan vandalisme seperti mencoret-coret di batu, pohon, papan penunjuk arah atau penanda pos, dan lainnya.