#PendakiCantik – Presiden Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi pada masa mudanya merupakan salah satu pendaki ulung di kampusnya, Universitas Gajah Mada (UGM).
Soal kegemaran Jokowi naik gunung sempat diakui seorang sahabatnya saat beliau mengunjungi almamaternya di Fakultas Kehutanan UGM, Bambang Supriambodo.
Menurut keterangan Bambang, pada masa kuliah Jokowi tidak pernah punya pacar alias jomblo. Hal ini membuatnya sering naik gunung setiap Malam Minggu.
Bambang juga menuturkan, tidak hanya Jokowi yang menjomblo, tetapi mayoritas mahasiswa seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM juga jomblo.
Hal ini menurut Bambang disebabkan karena angkatan mereka terdiri dari 80 orang laki-laki dan hanya delapan perempuan. Sehingga tidak ada yang naksir sama teman angkatan.
Menolak Memetik Edelweiss

Bambang menerangkan, Fakultas Kehutanan UGM dulu terkenal jago olahraga, sedangkan urusan percintaan dikesampingkan oleh mereka.
Menurut Bambang, selama berteman saat kuliah dulu, Jokowi merupakan sosok yang sederhana dan energik. Jokowi disebut menyukai musik keras dan suka main gitar.
Bambang juga memiliki kesan tersendiri perihal kawannya itu yang saat ini sudah menjadi Presiden Republik Indonesia.
Terutama soal keengganan Jokowi untuk membawa turun Bunga Edelweis, yang saat itu menjadi tren kalau bukti naik gunung yaitu membawa pulang bunga edelweis.
Menurut Jokowi, bunga edelweiss tidak perlu dipetik cukup dinikmati juga. Selain itu ia juga menyebutkan bahwa membawa pulang edelweiss akan menyebabkan adanya sampah padahal bunga itu sangat indah.
Mendaki Gunung Kerinci

Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Di masa muda dulu, Jokowi pernah mendaki sampai puncak gunung tersebut.
Gunung Kerinci berada di Provinsi Jambi, kalau dari pusat kota Jambi bisa ditempuh dengan berkendara sekitar 9 jam.
Gunung berapi ini tingginya mencapai 3.805 mdpl dan menjadi gunung tertinggi di Pulau Sumatera, serta gunung berapi tertinggi di Indonesia.
Untuk pendakian Gunung Kerinci bisa melewati sejumlah jalur yang tersedia, seperti Kersik Tuo dan Solok Selatan di Sumbar.
Titik awal pendakian memang memungkinkan dari Sumatera Barat karena lokasi gunung yang memang di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.
Medan yang Tidak Mudah

Mendaki gunung yang masuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat itu tentunya tidak mudah, medannya begitu menantang dan mencapai puncaknya pun tak cukup sehari.
Semakin ke atas mendekati puncak, kamu harus selalu siap melewati jalur yang miring dan curam, juga hamparan batuan cadas tanpa pepohonan dan oksigen yang semakin menipis.
Namun setelah tiba di Puncak Kerinci atau Puncak Indrapura tentunya segala rasa lelah tergantikan dengan kagum akan keindahan pemandangan yang tersaji. Pengalaman mendaki di sini pastinya takkan terlupa.
Terlihat kawah gunung yang luasnya sekitar 400×120 meter. Di ketinggian 3.805 mdpl itu, traveler bisa menikmati panorama sekitar Kerinci. Di kejauhan juga terlihat kota Jambi dan Padang.
Kisah yang Dibukukan

Meskipun tidak mudah, pendakian Gunung Kerinci tetap digemari traveler. Presiden Joko Widodo di masa mudanya pun pernah mendaki gunung ini.
Kisah pendakian Jokowi ke puncak Gunung Kerinci tertuang dalam buku berjudul ‘Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983’ yang ditulis oleh Rifqi Hasibuan.
Jokowi yang aktif sebagai Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Silvagama Universitas Gadjah Mada (UGM) mendaki Gunung Kerinci tahun 1983.
Ia bersama rombongan 14 orang, dan menjadi orang pertama dari para rombongan pendaki Silvagama yang mencapai puncak Gunung Kerinci.
Termasuk yang bisa mendekati kawahnya. Saat itu tidak semua anggota bisa mendekati kawah Kerinci.*