#PendakiCantik – Pendaki Gunung Semeru diingatkan untuk selalu waspada usai jejak macan tutul ditemukan di sekitaran Ranu Kumbolo pekan lalu.
Komunitas Gimbal Alas Indonesia yang menemukan itu saat akan menuju gerbang puncak Mahameru untuk memasang prasasti dua aktivis mahasiswa Soe Hok Gie dan Idhan Lubis.
Menurut keterangan koordinator pemasangan prasasti, Teguh Prietjatmono jejak yang ditemukan diduga macan dewasa tetapi belum diketahui jenisnya macan tutul atau macan kumbang.
Ditemukan di Ranu Kumbolo

Kemungkinan itu jejak macan yang sedang mencari air untuk minum di Ranu Kumbolo. Kawasan itu memang salah satu sumber air di Gunung Semeru.
Apalagi Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut ini telah ditutup selama setahun. Sehingga saat tidak ada aktivitas pendakian beberapa hewan buas turun ke Ranu Kumbolo untuk mencari air.
Anggota Gimbal Alas Indonesia lainnya, Trianko Hermanda mengatakan berdasarkan pengalamannya memang masih banyak hewan buas di kawasan Gunung Semeru.
Dia mengingatkan para pendaki tetap untuk waspada. Gunung Semeru sendiri akan dibuka pada Kamis, 1 Oktober 2020 mendatang dengan kuota 20 persen atau 120 orang per hari dari kapasitas 600 orang di masa normal.
Jalur Pendakian Masih Aman

Kalau di sekitaran Gunung Semeru, kemungkinan bertemu dengan hewan cukup tinggi. Tetap hati-hati apalagi jumlah pendaki tidak begitu banyak. Yang biasa dijumpai seperti anjing hutan, lutung hingga macan.
Trianko juga bahwa mengatakan untuk di jalur pendakian dianggap masih aman. Kemungkinan bertemu cukup tipis.
Namun, pada tahun 2017 silam sekira pukul 18.00 WIB ada dua pendaki yang akan menuju puncak bertemu dengan seekor macan dari atas menuju bawah. Memang macan tutul hidup di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Tentang Macan Tutul

Perlu diketahui, macan tutul atau Panthera pardus merupakan spesies kucing besar yang memiliki kecepatan dan kelincahan dalam memanjat pohon.
Bila bertemu dengan hewan buas seperti macan diusahakan pendaki untuk tidak panik dan merunduk atau memilih posisi sejajar dengan hewan buas yang dijumpai.
Sementara itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selaku otoritas pariwisata di kawasan ini mengeluarkan sejumlah aturan yang harus dipatuhi oleh para pendaki ketika resmi dibuka pada 1 Oktober mendatang.
Pendaki wajib, membawa surat keterangan sehat yang asli dari dokter yang menyatakan bebas ISPA, bertanda tangan dan stempel basah yang berlaku paling lama 3 hari sebelum hari H.
Menggunakan masker dan membawa cadangan minimal 4 buah masker. Membawa obat-obatan pribadi dan hand sanitizer.