Pendakicantik.com – Rasi, seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) betina, sudah dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) selama satu bulan terakhir. Pantauan terhadap pergerakan satwa yang dilindungi ini terus dilakukan.

Rasi awalnya dilepasliarkan di Blok Bintangot, Dusun Seda, Kabupaten Kuningan, pada 5 Maret 2022. Dengan dilepasliarkan di alam bebas, maka macan betina berusia 3 tahun itu diharapkan bisa menjadi pasangan untuk Slamet Ramadhan, seekor macan tutul jawa jantan, yang sudah dilepasliarkan terlebih dahulu di Gunung Ciremai pada 2019.

Baca juga: KEMBALI BERAKSI, GUNUNG MERAPI SEMBUR GUGURAN LAVA PIJAR

Informasi Terkini Ratu Rimba Gunung Ciremai
Foto: Pendaki Cantik –

Informasi Terkini Ratu Rimba Gunung Ciremai

Jika seandainya Slamet Ramadhan dan Rasi nantinya berjodoh, maka nantinya mereka bisa menjadi pasangan raja dan ratu penguasa rimba Gunung Ciremai. Dari pasangan itu juga diharap lahir generasi baru macan tutul jawa di hutan Gunung Ciremai.

Pantauan terhadap Rasi pasca dilepaskan terus dilakukan oleh Tim Macan Tutul TNGC. Hasilnya, pergerakan Rasi diketahui semakin meluas.

Pergerakan Rasi Diawasi

Berdasar signal dari GPS Colar yang terpasang di leher Rasi, pada pekan awal dan kedua, pergerakan Rasi masih di seputaran kandang habituasinya. Hal itu merupakan naluri dan insting sang predator yang masih terbiasa dengan kandang habituasi, yang telah dihuninya selama 30 hari sebelum dilepasliarkan.

“Namun sekarang, setelah sebulan dilepasliarkan, pergerakan Rasi menunjukkan ke arah yang lebih masuk ke kawasan dan semakin meluas. Rasi semakin pede (percaya diri),” ujar Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan ke Republika, Jumat (8/4/2022).

Ketua Tim Macan Tutul TNGC, Robi Gumilang, menerangkan, pengawasan pada posisi Rasi terus dilakukan setiap hari. Hal tersebut untuk mengetahui blok mana yang telah dilewati oleh macan tutul betina itu.

“Pada 5 April 2022, Rasi sudah memasuki zona hutan dengan ekosistem hutan alam,” ungkap Robi.

Informasi Terkini Ratu Rimba Gunung Ciremai
Foto: Pendaki Cantik –

Macam Tutul Hidup Sendiri Tanpa Kelompok

Berdasar beberapa literature, wilayah jelajah macan tutul jawa bisa mencapai 10 – 15 km, bergantung dari jumlah individu yang ada. Makin bertambah individu macan tutul jawa yang menghuni kawasan hutan, maka daya jelajahnya akan semakin kecil.

Macan tutul jawa adalah jenis satwa soliter yang tidak membuat satu kelompok seperti jenis mamalia lain, seperti primata.

Informasi itu sekaligus menepiskan kekuatiran warga mengenai pergerakan Rasi yang cendrung ke pemukiman. Secara naluri, satwa liar pasti memutuskan untuk menjauh dari manusia dan lebih memilih mencari pelindungan ke tempat yang lebih aman.

Ada perselisihan di antara manusia dan satwa liar, disebabkan peralihan ekosistem yang semestinya menjadi habitat untuk satwa liar.

Harapan Mendapatkan Generasi Penerus

“Kita berharap di bulan Ramadhan ini, Rasi bertemu dengan Slamet Ramadhan dan segera melakukan perkawinan,” ucap Robi.

Dengan perkawinan Rasi dan Slamet Ramadhan, maka spesies kunci (key spesies) yang menjadi ikon kawasan TNGC itu terus berkembang populasinya. Berperan sebagai top predator, kelangsungan satwa tersebut menjadi penyeimbang dalam kehidupan ekosistem di kawasan hutan TNGC.

Rasi awalnya diberikan oleh warga Kampung Bunisari, Desa Cikondang, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut ke BBKSDA Jawa Barat dan langsung direhabilitasi di PPS Cikananga pada 2 Juli 2019. Rasi ditemukan di perbatasan hutan dengan permukiman, dan diprediksi berumur tiga sampai 6 bulan.

Sekarang ini, Rasi sudah berumur 3 tahun dan siap kawin. Rasi juga dilepasliarkan di hutan TNGC dan diharapkan dapat bersanding dengan Slamet Ramadhan.

Informasi Terkini Ratu Rimba Gunung Ciremai
Foto: Pendaki Cantik –

Share.