Pendakicantik.com – Hutan Mati Gunung Papandayan masih menyimpan keindahan dan wewangian mistisnya.
Hutan Mati adalah salah satu daya tarik yang berada di Taman Wisata Alam Papandayan Garut.
Baca Juga: Mitos dan Misteri Gunung Prau: Legenda Kuno Dipercaya Masyarakat
Mendaki Gunung Papandayan merupakan satu lokasi yang menarik dan harus dikunjungi.
Hutan Mati: Wisata Eksotik nan Angker di Gunung Papandayan
Kawasan ini benar-benar ramai didatangi wisatawan karena panorama yang cantik dan menarik. Lokasinya tidak begitu jauh dari kota Garut dan sangat mudah dijangkau.
Dari pusat kota Garut dapat ditempuh dengan kendaraan motor dalam kurun waktu sekitar 1 jam lewat jalan raya Cikajang ke Barat. Ada 2 pintu masuk untuk mendaki yaitu via Pangalengan Bandung dan Cisurupan Garut tetapi umumnya naik dari Cisurupan.
Baca Juga: Celana Jeans Mengundang Bahaya saat Mendaki Gunung
Spot Menarik di Gunung Papandayan
Banyak sekali daya tarik wisata di Gunung Papandayan seperti kawah, area camping dan taman edelwis, Pondok Salada, Ghober Hoet, dan Hutan Mati.
Kalau pengunjung ingin menjelajah seluruh daya tarik, sepertinya tidak akan cukup hanya sehari sehingga harus camping. Gunung Papandayan ini sangat cocok untuk pendaki pemula karena medan yang agak landai, banyak sumber air, tersedia toilet di tiap pos, dan apabila malas memasak bisa beli makanan di warung-warung yang tersedia di tiap pos.
Saat liburan Panjang tempat ini sangat ramai oleh wisatawan yang dating berkunjung. Untuk perjalanan singkat yang hanya sehari explor Papandayan, pengunjung bisa menargetkan hutan mati sebagai tujuan akhir.

Rute Perjalanan
Hutan mati ini sering dianggap angker, padahal pemandangan yang disajikan memang sangat indah. Perjalanan dari pintu masuk menuju hutan mati dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dengan berjalan kaki. Dari area parkir sudah terlihat kepulan putih asap belerang dan lansekap pegunungan yang memukau.
Pertama-tama pengunjung akan melewati jalan aspal yang sudah mulai menanjak. Diujung jalan akan terlihat tangga yang disusun dari batu dan pendakian dimulai dari sini.
Baca Juga: 4 Gunung di Bandung yang Cocok buat Pemula
Jalan yang ditempuh cukup menantang diantara batu-batu kapur gunung dan bau belerang yang menyengat. Yang mengejutkan adalah banyak porter yang mengantarkan barang bawaan pendaki dengan menggunakan motor trail. Dengan kondisi medan yang berbatu di sebelah kanan atau kirinya jurang, mereka dengan sigap membawa muatan yang terlihat berlebih diatas motornya.
Kebanyakan pengunjung yang tidak kuat mendaki, berhenti di pos 1 atau pos 2. Kebetulan di pos 2 ini ada warung yang menjual teh hangat dan cemilan. Tentu saja ini dimanfaatkan oleh pendaki yang kelelahan untuk beristirahat.
Untuk mencapai hutan mati, dari pos 2 jalanan lebih menanjak, lebih sempit, dan lebih sepi daripada jalur utama.
Di kanan kirinya terdapat pohon Cantigi yang tingginya melebihi orang dewasa. Sehingga perjalanannya terasa lebih menantang.

Dari bukit-bukit ini kita bisa melihat pemandangan kawah, kota Garut dari kejauhan, dan lanskap Papandayan. Setelah berjalan sekitar 1,5 jam akhirnya pengunjung akan sampai di area Hutan mati yang sangat instagramable.
Hutan ini terbentuk pada tahun 2002 karena erupsi Gunung Papandayan sehingga tanaman di area ini terbakar dan membentuk ranting-ranting yang unik.