#PendakiCantik – Gunung Semeru kembali mengeluarkan guguran awan panas pada Selasa (2/2/2021) pagi tepat pukul 06.36 WIB. Awan panas ini meluncur hingga jarak 2 KM.

Berdasarkan data yang dikeluarkan pihak penjaga pos pengamatan gunung api (PGA) diketahui aktivitas Gunung Semeru mengeluarkan letusan 12 kali, embusan 11 kali dan tektonik jauh satu kali.

Kabar letusan tersebut telah dikonfirmasi oleh Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo kepada sejumlah media lokal dan nasional.

Dia mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius 1 KM dan wilayah sejauh 4 KM di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif. Sebab, lokasi tersebut kawah aktif Gunung Semeru sebagai jalur luncuran guguran awan panas.

Masyarakat Diminta Waspada

 

Selain itu masyarakat harus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

“Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas sejauh 4 KM di sektor lereng selatan-tenggara dan mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar,” tandas Wawan.

Meski gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali mengeluarkan guguran awan panas namun statusnya tetap waspada level ll.

Pendakian Ditutup Total

Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS memutuskan untuk menutup total pendakian Gunung Semeru di Jawa Timur hingga 31 Maret 2021 melalui Pengumuman Nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2020.

Plt Kepala BB TNBTS Agus Budi Santosa mengatakan bahwa penutupan total tersebut mempertimbangkan kondisi klimatologi serta peningkatan curah hujan dan kemungkinan terjadinya badai yang membahayakan pendaki.

Pada 30 November 2020 juga pendakian Semeru ditutup sementara karena peningkatan aktivitas.

Saat itu gunung dengan ketinggian 3676 mdpl tersebut meletus dan mengeluarkan guguran lava pijar, dengan jarak luncur mencapai 1.000 meter.

Akibat dari peristiwa tersebut, ratusan warga yang tinggal di lereng Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang harus mengungsi.*

Share.