#PendakiCantik – Gunung Merapi kembali meletus pada Minggu (21/6/2020) kemarin tepat pukul 09.13 WIB. Letusan ini merupakan kali ke-15 gunung itu meletus sejak 2019.

Tanda-tanda akan terjadi letusan ini pada hari sebelumnya diduga sudah ditunjukkan dengan turunnya puluhan ekor kera gunung ke permukimam penduduk.

Menurut keterangan Komandan SAR Linmas Kaliurang, Kiswanta kawanan kera biasanya turun setiap pagi dan sore hari.

Dia memperkirakan kawanan kera tersebut turun ke permukiman penduduk untuk mencari makan. Sebab, sejak destinasi wisata Kaliurang ditutup akibat pandemi Covid-19, tak ada lagi yang memberi mereka makan.

Gunung Merapi Tercatat Sudah Meletus 15 Kali Sejak 2019
Foto: Pendaki Cantik -Instagram@iamelinch_

Sehingga Kiswanta menjelaskan, turunnya para kera ke permukiman penduduk tak bisa serta-merta dikaitkan dengan erupsi Gunung Merapi.

Meski demikian, erupsi Gunung Merapi telah mengakibatkan hujan abu di puluhan desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi mencatat kolom abu erupsi itu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

15 Kali Meletus

Gunung Merapi tercatat sudah meletus sebanyak 15 kali sejak tahun 2019 silam. Letusan Gunung Merapi pada Minggu kemarin, tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik dan 100 detik untuk letusan kedua.

Arah angin saat erupsi mengarah ke barat menyebabkan hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang dan Kulon Progo.

Berdasarkan siaran pers BPPTKG Yogyakarta, Gunung Merapi telah 15 kali meletus eksplosif sejak tahun 2019 hingga saat ini.

Gunung Merapi Tercatat Sudah Meletus 15 Kali Sejak 2019
Foto: Pendaki Cantik – Instagram/@ibrahimazzainy

Berdasarkan catatan kejadian-kejadian letusan, diketahui bahwa letusan eksplosif dapat terjadi secara tiba-tiba atau tidak didahului oleh peningkatan aktivitas vulkanik.

Dalam hal terjadi peningkatan aktivitas vulkanik sebelum letusan, bentuknya beragam dan tidak konsisten sehingga tidak dapat dijadikan indikator akan terjadinya letusan eksplosif.

Namun demikian, bahwa peningkatan aktivitas vulanik meningkatkan pula peluang terjadinya letusan eksplosif.

Adapun sebelum terjadi letusan eksplosif pada Minggu kemarin, terjadi peningkatan kegempaan sejak 8 Juni 2020 yang didominasi peningkatan jumlah gempa vulkano-tektonik (VTA).

20 Juni 2020 jumlah gempa VTA mencapai 18 kali

Gunung Merapi Tercatat Sudah Meletus 15 Kali Sejak 2019
Foto: Pendaki Cantik – Instagram/@putrikkh_

Peningkatan gempa VTA sebelumnya terjadi pada Oktober 2019 – Januari 2020 dengan energi yang lebih besar namun tidak diiringi dengan letusan.

Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi. Bersama dengan munculnya gempa VTA sejak Oktober 2019.

Letusan-letusan eksplosif ini sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.

Ancaman bahaya sampai dengan saat ini masih sama yakni berupa awan panas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan < 3 kilometer berdasarkan volume kubah yang sebesar 200.000 M3 berdasarkan data drone 13 Juni 2020.

BPPTKG Yogyakarta mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Selalu ikuti informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari sumber resmi.*

Share.