Pendakicantik.com – Gunung Kerinci merupakan salah satu gunung berapi aktif yang saat ini sedang mengalami erupsi berupa lontaran kolam abu setinggi 200 meter.
Informasi ini disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Baca Juga: Jalur Cemoro Sewu dan Singolangu Dibuka Kembali; Cuaca Normal
Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi yang terletak di pulau Sumatra dan gunung berapi tertinggi di Indonesia. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, di Pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 3.805 mdpl.
https://www.youtube.com/watch?v=Pz8ZlzWfpfA
Gunung Kerinci dan Fakta Erupsi Kolam Abu 200 Meter
Fakta tentang Gunung Kerinci yang berada di dua provinsi di Pulau Sumatera
Baca Juga: Tips Mencegah Kebakaran Hutan saat Naik Gunung
Pertama: Erupsi terjadi sore hari
Petugas Pos Pengamatan Gunung Kerinci Irwan Safwan menjelaskan erupsi terjadi pukul 17:58 WIB dengan amplitudo maksimum 6 milimeter dan durasi 500 detik.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara dan timur laut,” ujar Irwan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Kedua: Terjadi erupsi sebanyak tiga kali
Sepanjang 2022, Gunung Kerinci tercatat mengalami erupsi sebanyak tiga kali. Erupsi pertama terjadi pada 20 Oktober 2022, kolom abu terlihat lebih kurang setinggi 750 meter di atas puncak gunung api tersebut dengan ketinggian lebih kurang 4.555 meter di atas permukaan laut.
Dikutip dari metrojambi.com, erupsi kedua terjadi pada 27 Oktober 2022, tinggi kolom abu teramati lebih kurang 300 meter dengan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam pada 1 November 2022, yakni aktivitas vulkanik berupa erupsi ketiga terjadi hari ini.
Baca Juga: Kebakaran di Gunung Kilimanjaro Belum Bisa Dipadamkan
Ketiga: PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan di sekitar Gunung Kerinci tidak mendaki ke kawah
Masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya yang tertera di dalam peta Kawasan Rawan Bencana III karena cakupan wilayah itu termasuk zona merah.
Seluruh pihak diharapkan tidak mendaki kawah yang ada di puncak gunung api tersebut di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif.

PVMBG merekomendasikan sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.