Pendakicantik.com – Seolah menolak lupa peristiwa meletusnya Gunung Kelud sembilan tahun yang lalu, selalu dikenang masyarakat Yogyakarta.
Gunung Kelud di Jawa Timur meletus pada 14 Februari 2014, tepat sembilan tahun lalu. Saat itu abu vulkanik Gunung Kelud menyebar dan menyelimuti Yogyakarta.
Baca juga: 5 Cara Zero Waste / Tidak Menghasilkan Sampah di Gunung saat Mendaki
Bahkan Badan Penanggungan Bencana Ddaerah DIY kala itu sempat menetapkan status tanggap darurat akibat abu vulkanik hasil letusan Gunung Kelud.
Enaryaka, Kepala Sub Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan dampak abu Gunung Kelud sempat mengganggu aktivitas warga di Yogyakarta.
Baca juga: Gunung Kawi: Pesona Alam dan Pesarean Jadi Tempat Wisata Berbau Mistis
Gunung Kelud: Menolak Lupa Peristiwa Letusan 9 Tahun Lalu
“Tahun 2014 itu terjadi letusan Gunung Kelud, saat itu memang dampaknya hingga sampai DIY dampaknya luar biasa. Saat itu terjadi abu yang pekat sekali pagi pagi sudah membuat aktivitas di Jogja terganggu, aspek perekonomian dan sebagainya sangat terganggu. Sehingga BPBD DIY karena melihat situasi yang mengganggu masyarakat sehingga membuat status tanggap darurat,” ujar Enaryaka saat ditemui di kantor BPBD DIY, Selasa (14/2/2023).
Dalam situasi tersebut BPBD meminimalkan dampak abu letusan Gunung Kelud yang ada. Saat itu koordinasi dengan instansi terkait dilakukan.
“Di dalam kegiatan itu, kita lebih fokus meminimalkan dampak dari letusan abu, salah satunya mengaktifkan pos komando yang ada di BPBD DIY melalui Pusdalops, kami saat itu selalu melakukan koordinasi dan konsolidasi,” jelasnya.

Enaryaka menyebut pada saat itu berbagai tempat publik meliputi perkantoran, jalanan, sekolah, bandara, hingga terminal terdampak oleh abu Gunung Kelud. Bahkan kegiatan penerbangan sempat alihkan pada saat itu.
“Kami melakukan kegiatan yaitu pertama kita melakukan evakuasi material yang mengganggu aktivitas di jalan, perkantoran, di lokasi strategis seperti Malioboro, terminal, termasuk bandara karena memang saat itu tidak bisa beroperasi dampaknya terasa sekali sehingga mengganggu penerbangan. Kemudian tempat wisata juga, akhirnya kita berkoordinasi dengan dinas terkait pariwisata perhubungan dan seterusnya,” terang Enaryaka.
Baca Juga: Perihal Kejadian Mistis yang Sering Dialami Pendaki Kala Naik Gunung
Dampak abu Kelud yang sangat tebal pada saat itu sempat mengkhawatirkan masalah kesehatan. Pembagian masker kepada masyarakat pun dilakukan.
“Kami juga melakukan pembagian masker di titik strategis juga di lampu merah dan sebagainya dalam rangka meminimalkan dampak dari Kelud itu,” ujarnya.
Pada penanganan dampak tersebut semua unsur terlibat dengan proaktif. Kurang lebih satu pekan penanganan dampak abu Gunung Kelud terselesaikan dengan tuntas.
“Menggunakan sekop kerja bakti dimasukkan karung debunya, memang tebal sekali pada saat itu kita suram manual juga susah, itu lamanya seperti itu juga terbantu ada hujan juga. Yang tidak kalah penting rasa kerelawanan penta helix antara TNI, Polri, masyarakat, petugas, dan media, kita sangat mengapresiasi saat itu,” kata Enaryaka.

Kejadian abu Gunung Kelud tak hanya membawa dampak negatif. Enaryaka menyebut dampak tersebut nantinya juga menjadi pembelajaran untuk proses pencegahan dan kesiapsiagaan ke depannya.
“Dalam bencana itu ada plus minus di samping ada dampak yang tidak kita inginkan juga ada dampak yang nantinya akan menjadi proses pencegahan salah satunya kesiapsiagaan dan bagaimana koordinasi dan konsolidasi saya melihat kemarin ini menjadi nilai plus bagaimana penanggulangan bencana menjadi urusan bersama. Bagaimana pemerintah, masyarakat, akademis, dan media dalam kerangka penta helix bersama itulah menjadi poin penting,” imbuh Enaryaka.