Pendakicantik.com – Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami 89 kali erupsi selama 24 jam atau periode pengamatan jam 00.00 Wita-24.00 Wita pada Senin (27/3/2023).
Ketinggian kolom abu yang dimuntahkan Ili Lewotolok mencapai 750 meter.
Baca juga: Bule Rusia: Fakta Copot Celana di Gunung Agung sampai Terancam Dideportasi
“Teramati 89 kali letusan dengan tinggi 300-750 meter dan warna asap putih dan kelabu,” ungkap Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya dilansir dari detikBali, Selasa (28/3/2023).
Stanis menjelaskan erupsi gunung dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut itu melontarkan lava pijar sejauh 550 meter.
Gunung Ili Lewotolok Berada pada Status Level II atau Waspada; 89 Kali Erupsi
Erupsi tersebut disertai dentuman lemah hingga kuat.
Baca juga: Nobutaka Sada: Pendaki Jepang Mendaki Gunung Kinabalu Memakai Jas Kantoran
“Erupsi disertai lontaran lava pijar ke segala arah di area puncak dan ke arah tenggara dalam radius lontaran kurang lebih 300-550 meter dari puncak dan disertai gemuruh atau dentuman lemah hingga kuat,” jelasnya.
Terjadi 15 kali Guguran Lava
Selain itu lanjut dia, terjadi 15 kali guguran atau longsoran lava di dalam kawah.
“Guguran secara visual tidak dapat teramati, guguran masih di dalam area kawah utama. Ada (lontaran lava pijar) tapi masih seputar area kawah dalam radius 200 hingga 500 meter,” katanya.
Gunung Ili Lewotolok saat ini masih berada pada Status Level II atau Waspada. Stanis kembali meminta masyarakat di sekitar gunung untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas.
Batasnya adalah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut. Peringatan ini juga berlaku bagi pengunjung, pendaki, atau wisatawan
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung Ili Lewotolok,” ujarnya.

Ia melanjutkan masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Untuk menghindari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.