Pendakicantik.com – Gunung gletser di Taman Nasional di Patagonia Chili ambruk karena tingginya suhu dan curahan hujan. Kejadian ini terekam dalam video oleh wisatawan.
Dalam sebuah video yang jadi viral pada Senin, gletser yang ada di puncak gunung setinggi sekitar 200 meter (656 kaki) bergemuruh dan pecah.
Baca Juga: Kakek Jualan Aqua di Gunung Penanggungan Rp20000 Sebotol
Lokasi kejadian terasa di Taman Nasional Queulat, berada lebih dari 1.200 km (746 mil) selatan ibukota Chili.
Mountain glacier in Chile’s Patagonia collapses
Gunung Gletser di Taman Nasional Patagonia, Chili Ambruk
Ilmuwan iklim Universitas Santiago Raul Cordero menjelaskan detasemen antara massa es ialah normal. Tapi ia menulis jika frekwensi kejadian ini menggelisahkan.
“Karena jenis peristiwa ini dipicu oleh gelombang panas atau peristiwa presipitasi cair yang intens dan kedua hal itu juga terjadi lebih sering di seluruh planet ini, tidak hanya di Chili,” kata Cordero dikutip dari Reuters, Rabu (14/9/2022).
Baca Juga: Turis Kencing Sembarang di Puncak Gunung Bromo
Dampak Perubahan Iklim
Para ilmuwan mengatakan ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang disebabkan manusia dan emisi rumah kaca. Panel ilmu iklim PBB awal tahun ini mengatakan pemerintah dan industri harus secara drastis mengurangi emisi bahan bakar fosil untuk menahan pemanasan dan membatasi dampak iklim yang bisa menjadi ‘malapetaka’ bagi manusia.
Menurut Cordero, ada gelombang panas dengan suhu sangat tidak normal di wilayah Patagonia itu sebelum gunung itu runtuh. Cordero menambahkan sungai atmosfer yang terdiri dari udara yang relatif hangat sarat dengan kelembaban juga tercatat muncul.
“Ketika sungai ini bertemu dengan topografi Andes dan Patagonia, ia membentuk awan besar dan mengeluarkan presipitasi (proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi),” jelasnya.


“Salah satu konsekuensi dari pemanasan global adalah destabilisasi beberapa gunung gletser dan khususnya beberapa dinding gletser yang tidak stabil,” tambahnya.
“Itu adalah kasus yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Patagonia dengan cara yang mirip dengan apa yang terjadi beberapa bulan lalu di Himalaya dan Alpen,” jelasnya lagi.