Pendakicantik.com – Jalur pendakian ke arah Puncak Gunung Dempo Pagaralam Sumatera Selatan kembali ditutup.
Penutupan jalur ini kali bukan lantaran kondisi sekarang ini status Gunung Api Dempo (GAD) masih ada dilevel II atau waspada.
Tetapi penutupan jalur pendakian ini karena ada program rutin tahunan Balai Registrasi Gunung Marapi Dempo (Brigade) terhitung mulai Tanggal 30 Maret pendakian dan Afdeling VI.
Baca Juga: PENDAKI GUNUNG LAWU DAN MITOS PAKAIAN HIJAU
Gunung Dempo Ditutup; Program Rutin Tahunan
Pendakian Gunung Dempo akan ditutup sementara sampai dengan tanggal 4 Mei tahun 2022. Hal ini berdasarkan surat edaran dari pihak UPTD KPH X Dempo melalui Balai Registrasi Gunung Merapi Dempo (Brigade) Kota Pagaralam.
Ditutup Selama Bulan Ramadhan
Selain sebagai program rutin tahunan, Brigade penutupan sementara itu dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan.
“Pendakian Gunung Api Dempo akan ditutup sementara. Untuk itu rekan-rekan yang telah berencana untuk mendaki Gunung Dempo di tanggal tersebut kami menghimbau untuk menjadwal ulang rencana pendakian sampai dengan tanggal dibuka kembali pendakian GAD,” ujar Ketua Brigade Kota Pagaralam, Arindi ke Tribunnews, Senin (28/3/2022).
Dijelaskannya, penutupan saat ini dalam rencana perawatan, peremajaan jalur dan rekondisi ekosistem secara alami.
“Kita juga akan melakukan pemeliharaan jalur. Pemeliharaan sendiri yaitu seperti jalan yang rusak, rambu-rambu jalur pendakian dan papan petunjuk agar para pendaki bisa mendaki sesuan dengan jalur dan rambu,” ujarnya.
Arindi menjelaskan penutupan jalur pendakian yang bersamaan dengan bulan suci ramadaan memang sering dilaksanakan. Itu karena menurunnya ketertarikan pendaki yang ingin ke arah puncak Gunung Api Dempo sepanjang bulan ramadan.
“Tergantung kondisi, namun secara kebetulan biasa di bulan suci ramadhan peminat pendaki juga berkurang untuk itu maka lebih baik kita tutup,” lanjutnya.
Rencana Penutupan Dua Kali Setahun
Ke depan pihak Brigade merencanakan akan lakukan penutupan pendakian itu dijadwalkan dua kali pada satu tahun, dengan periode waktu penutupan maksimal selama tiga bulan.
“Paling lama penutupan sementara akan dilakukan selama 3 bulan, hal ini bertujuan agar ekosistem alalmi di jalur pendakian kembali normal,” jelasnya.
