Pendakicantik.comGunung Ceremai kerap kali salah kaprah diberi nama “Ciremai”. Nama ini berasal dari Bahasa Latin yaitu Gunung Ceremé ialah gunung berapi kerucut.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam).

Baca Juga: Seorang Pendaki Order Pizza Domino ke Gunung Fuji Seharga Rp 4,3juta

Namun sering kali disebut Ciremai di mana merupakan suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan ‘ci-‘ untuk penamaan tempat.

GUNUNG CIREMAI VIA APUY – JALUR TERCEPAT MENUJU PUNCAK 

Gunung Ceremai: Gunung Sejuta Umat Ada 5 Jalur Pendakian Resmi

Secara administratif gunung ini termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat.

Posisi geografis puncaknya berada pada 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT, dengan ketinggian 3.078 mdpl. Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

Baca Juga: Jalur Trisakti Sadarehe: Jalur Baru Ciremai yang Punya View Keren

Gunung ini mempunyai kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 meter terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 meter. Di ketinggian sekitaran 2.900 mdpl di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang diberi nama Gowa Walet.

Gunung Ceremai masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dengan luas keseluruhan sekitar 15.000 hektar.

Gunung Ceremai: Gunung Sejuta Umat Ada 5 Jalur Pendakian Resmi
Foto: Pendaki Cantik – @anisamawarn

Vulkanologi dan geologi

Gunung Ceremai termasuk gunung api Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunung api magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunung api soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunung api Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.

Gunung Ceremai merupakan gunung api generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunung api Plistosen yang terletak di sebelah Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang.

Baca Juga: Mengenal Hiking dan Trekking: Mirip tapi Tak Sama

Vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa Gunung Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang. Diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu. Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.

Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971).

Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah barat daya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.

Gunung Ceremai: Gunung Sejuta Umat Ada 5 Jalur Pendakian Resmi
Foto: Pendaki Cantik – @gunung_ciremai

Jalur Pendakian

Puncak Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian meuju puncak Ciremai, meliputi

  • Desa Palutungan bagian selatan Gunung Ciremai
  • Desa Linggarjati di Kabupaten Kuningan
  • Desa Apuy di Kabupaten Majalengka
  • Desa Linggasana di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.
  • Trisakti Sadarehe, Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh (jalur terbaru)

Baca Juga: Spot Menarik yang Bikin Candu di Gunung Merbabu

Keanekaragaman Hayati

Hutan-hutan masih alami di Gunung Ceremai tinggal lagi di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan. Kini, sebagian besar hutan-hutan di bawah ketinggian mdpl. dikelola dalam bentuk wanatani (agroforest) oleh masyarakat setempat.

Gunung Ceremai: Gunung Sejuta Umat Ada 5 Jalur Pendakian Resmi
Foto: Pendaki Cantik – @gunung_ciremai

Kecuali vegetasi subalpin yang diduga telah terganggu oleh kebakaran, hutan-hutan hujan pegunungan ini kondisinya masih relatif utuh, hijau dan menampakkan stratifikasi tajuk yang cukup jelas.

Share.