Pendakicantik.com – Gunung Burni Telong merupakan salah satu gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Bener Meriah di provinsi Aceh.
Di Aceh, Gunung Burni Telong terkenal memiliki kawasan pendakian terbaik dengan ketinggian puncak 2624 mdpl.
Baca juga: 2 Kasus Bom Asap Dapat Respon Berbeda dari Pengelola Kawasan Konsevasi
Atas dasar itu, gunung Burni Telong masuk dalam jajaran 10 besar gunung paling tinggi yang berada di Provinsi Aceh.
Burni Telong pernah meletus sebanyak 5 kali di tahun 1837, 1839, 1856, 1919, dan 1924 masehi.
Baca juga: Gunung Merapi: Dalam Sepekan Masih Adanya Guguran Lava Sebanyak Dua Kali
Gunung Burni Telong: Kawasan Pendakian Terbaik, Masuk dalam 10 Besar Gunung di Aceh
Terakhir kali gunung Burni Telong mengeluarkan laharnya pada 7 Desember 1924 yang menyebabkan kerusakan lingkungan pada alam sekitar serta pemukiman warga yang berada di kaki gunung. Gunung Burni Telong termasuk jenis gunung berapi kerucut.
Nama lain gunung Burni Telong ini adalah gunung Tutong, gunung Boer Moetelong atau gunung Telong. Gunung Burni Telong merupakan destinasi favorit bagi para pecinta alam serta wisatawan yang hobi mendaki gunung.
Pasalnya, gunung Burni Telong memiliki ekowisata yang berkaitan dengan flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai objek ekowisata gunung Burni Telong adalah edelweis dan kantong semar. Sedangkan ekowisata dengan fauna utamanya melalui primata dan burung.
Di dalam gunung Burni Telong hidup beberapa hewan endemik seperti kedih dan siamang. Selain itu terdapat pula 11 jenis burung endemik Pulau Sumatera dan 51 jenis burung lainnya. Gunung Burni Telong merupakan gunung berapi yang masih aktif yang terletak di Kabupaten Bener Meriah.

Sejarah Meletusnya Gunung Burni Telong
Gunung Burni Telong tercatat pernah meletus sebanyak 5 kali. Tiga kali pada pertengahan abad ke-19 Masehi dan dua kali pada awal abad ke-20 Masehi.
Gunung Burni Telong meletus untuk pertama kali pada akhir September 1837.
Letusan terjadi beberapa kali disertai dengan gempa bumi yang merusak kawasan di sekitarnya.
Letusan gunung Burni Telong merupakan letusan dengan kondisi normal pada kawah pusat. Letusan kedua terjadi pada tanggal 12 dan 13 Januari 1839.
Letusan ini mengeluarkan abu yang menyebar hingga ke Pulau Weh.
Letusan ketiga terjadi pada tanggal 14 April 1856. Pada letusan ini keluar abu dan batu dari kawah.
Gunung Burni Telong berhenti meletus lebih dari setengah abad.
Letusan keempat baru terjadi pada Desember tahun 1919 dengan letusan yang normal.
Letusan terakhir terjadi pada tanggal 7 Desember 1924. Letusan ini sangat kecil sehingga hanya menampakkan lima tiang asap di langit.
Baca juga: Gunung Prau: Badai 28 Februari 2023 karena Cuaca Ekstrem, Puluhan Pendaki di Evakuasi
Gunung Burni Telong Ekowisata Pendakian
Bagi yang mempunyai jiwa traveller yang suka berpetualang serta mempunyai tantangan, wajib mendaki gunung salah satunya adalah mendaki gunung Burni Telong. Gunung Burni Telong merupakan destinasi wisata favorit bagi para pecinta alam serta wisatawan yang hobi mendaki gunung.
Destinasi wisata gunung Burni Telong memiliki keindahan alam yang menawan berupa hamparan perkebunan, hutan belantara serta pesona bunga edelweis yang dikenal sebagai salah satu jenis bunga langka.
Wisata Bener Meriah, Gunung Burni Telong merupakan wisata yang menantang dan ekstrem, namun banyak diminati pengunjung dari berbagai daerah. (For Tribungayo.com) Selain itu, wisatawan juga akan disuguhkan dengan pemandangan memukau ketika berada di puncak gunung Burni Telong yang merupakan gunung berapi ini.
Lokasi gunung Burni Telong, jarak antara kaki gunung dari ibu kota kabupaten Bener Meriah yaitu Simpang Tiga Redelong kurang lebih sekitar 16 km. Jarak tersebut bisa ditempuh dengan menggunakan roda dua maupun roda empat dengan menempuh waktu sekitar 30 menit. Titik utama pendakian gunung Burni Telong terletak di Bandar Lampahan, desa Rembune kecamatan Timang Gajah, kabupaten Bener Meriah.
Tak hanya para pendaki lokal, gunung Burni Telong juga menjadi incaran bagi pendaki dari luar kota seperti Takengon, Sigli, Lhokseumawe, Bireuen, Medan dan juga Banda Aceh. Terdapat beberapa jalur yang bisa dipilih oleh wisatawan untuk mendaki gunung Burni Telong ini. Yaitu rute melalui Bandar Lampahan dan rute Pante Raya. Namun para pendaki lebih suka menggunakan rute Bandar Lampahan karena jarak tempuhnya yang jauh lebih dekat dari pada rute Pante Raya.
Di Desa Rembune, telah dibangun pos pendakian gunung Burni Telong yang dikelola oleh masyarakat setempat. Bagi para pendaki diwajibkan untuk memberikan identitas, serta membayar biaya retribusi sebesar Rp 5.000 untuk setiap orang. Dari pos ini jarak ke kaki gunung hanya sekitar 3 kilometer saja.

Para traveller harus berhati-hati ketika dalam pendakian gunung Burni Telong. Dikarenakan terdapat jalur-jalur dengan medan yang cukup ekstrim dan menantang. Tak jarang, para pendaki akan menjumpai medan menanjak yang membutuhkan konsentrasi tinggi serta stamina yang cukup. Di awal pendakian gunung Burni Telong ini, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan berupa perkebunan kopi, serta perkebunan sayur milik warga.
Petualangan pun dimulai ketika wisatawan harus melalui jalan terjal dengan melewati daerah perkebunan. Setelah itu, pendakian dilanjutkan dengan hutan belantara yang dipenuhi dengan pohon pinus. Kurang lebih selama 6 jam pendakian menyusuri hutan belantara, wisatawan akan tiba di tempat dimana dapat dijumpai bunga Edelweis tumbuh subur.
Bunga Edelweis merupakan jenis tanaman yang hanya tumbuh di daerah dataran tinggi. Para pendaki dilarang untuk memetik bunga cantik penghuni Gunung Burni Telong ini, karena bunga ini tergolong tanaman yang langka. Pada titik ini, ketinggian mencapai 2.000 meter diatas permukaan laut sehingga hawa dingin mulai menusuk tulang.
Gunung Burni Telong di Bener Meriah. (Tribunnews.com) Hamparan bunga abadi ini seolah menghilangkan rasa lelah para pendaki usai melewati rimbunnya hutan gunung Burni Telong. Setelah melewati hamparan bunga Edelweis yang cantik tersebut, wisatawan akan tiba di jalur summit. Pada titik ini terdapat sebuah gua yang sering dijadikan sebagai tempat istirahat dan mendirikan tenda bagi para pendaki.
Dari goa ini, puncak gunung Burni Telong sudah cukup dekat hanya berjarak sekitar 200 meter saja. Ketika tiba di puncak gunung Burni Telong, akan terpampang sebuah pemandangan yang luar biasa yang sungguh mempesona. Pemandangan dari puncak gunung Burni Telong begitu indah mulai dari perbukitan hijau hingga pegunungan yang nampak berjejer.
Gunung Burni Telong juga menawarkan fenomena matahari terbit yang tak kalah memanjakan mata. Jika kamu ingin menikmati indahnya sunrise dari puncak gunung Burni Telong, maka kamu harus tiba di puncak pada dini hari. Atau kamu juga bisa menginap di goa serta membangun tenda untuk menunggu momen sunrise di puncak gunung.
Ketika matahari menampakkan sinarnya, akan tercipta suasana yang luar biasa indah memanjakan mata. Langit yang awalnya gelap gulita, perlahan berganti cerah serta menimbulkan gradasi warna yang luar biasa cantik.
Hawa dingin yang menusuk tulang, berangsur sirna menjadi sebuah kehangatan akibat pancaran sinar matahari. Di puncak gunung Burni Telong ini, wisatawan juga dapat berswafoto dengan background hamparan bunga Edelweis yang di tumbuh di lereng gunung.