#PendakiCantik – Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Rohaniwan Franz Magnis Suseno (83), merupakan pendaki solo ulung di masa mudanya.

Tidak hanya mendaki seorang diri, ia juga menyiapkan segala keperluan mendakinya sendiri tanpa melibatkan orang lain. Mulai dari persiapan fisik hingga bekal yang akan dibawa saat pendakian.

Persiapan fisik yang dilakukannya dengan rutin jogging. Hal ini dilakukannya agar saat melakukan pendakian, kondisi fisiknya dalam situasi prima dan kuat agar sampai ke puncak.

Menariknya lagi, jika ingin mendaki gunung yang memiliki medan berat, ia akan berlatih intensif selama tiga bulan sebelum pendakian.

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: Majalah Tempo

Sedangkan bekal di ranselnya berisi pakaian secukupnya, air untuk kebutuhan diri yang cukup, dan bekal makanan yang memadai. Tak lupa, Franz Magnis juga biasa membawa jas hujan jika mendaki di saat musim penghujan.

Romo Magnis, sapaan akrabnya, memang dikenal gemar mendaki gunung bahkan tak jarang ia melakukannya seorang diri. Ia bercerita telah mendaki Gunung Gede sebanyak 20 kali dan setengahnya mendaki seorang diri.

Franz Magnis Suseno mengisahkan menyukai mendaki gunung sejak mengenyam pendidikan Ilmu Kerohanian di Jerman pada 1957. Sekolah kerohanian tersebut dekat dengan pegunungan sehingga membuatnya ketagihan mendaki gunung.

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: LokaData

Biasanya, Franz Magnis akan mendaki gunung jika memiliki harus menghadiri acara yang lokasinya berdekatan dengan sebuah gunung.

Tercatat, ia sudah mendaki sendirian ke Gunung Gede, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Gede, Gunung Lawu, dan Gunung Welirang.

Saat mendaki Gunung Gede, misalnya, ia melihat keindahan bulan purnama dan menikmati pancaran cahayanya yang melintasi dedaunan.

Jika sedang menghadiri acara di Yogyakarta, Franz Magnis Suseno menyempatkan diri mendaki Gunung Merapi. Ia mengaku sekitar 12 kali mendaki Gunung Merapi dan lima kali di antaranya mendaki solo.

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: Tirto

Ia juga mengaku sudah hafal jalur pendakian di sana, bahkan ia mengaku bisa memandu para pendaki yang akan naik ke Gunung Merapi.

Franz Magnis mengaku sudah memutuskan berhenti mendaki gunung. Ia menjelaskan lututnya mengalami radang sendi lutut karena terlalu banyak mendaki gunung.

Akibatnya saat turun gunung, lutut terasa sakit. Hal ini sudah dirasakannya sejak 2003.

Cerita Unik

Romo Magnis juga memiliki cerita unik saat melakukan pendakian solo. Pada saat mendaki Gunung Gede di Jawa Barat, ia pernah disangka sebagai hantu oleh para pendaki lainnya.

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: Detik

Saat itu, kata Franz Magnis, ia memulai pendakian menuju puncak pada pukul 02:00 WIB dan sampai di puncak pada 08:00 WIB.

Dalam perjalanan menuju puncak, ia tengah melintasi sebuah hutan dan melihat dengan sorot lampu senter ada rombongan lain di atasnya.

Saat melewati rombongan itu yang tengah beristirahat, Franz Magnis datang dengan suara terengah-engah lantaran jalan menanjak yang menguras tenaganya.

Rombongan itu pun merasa ketakutan akan keberadaan Franz Magnis. Mereka mengira, dirinya adalah roh penjaga gunung.

Mendahului Pendaki Lain

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: okezone

Franz Magnis juga masih ingat pada sekitar tahun 1992-1993 saat menjabat Ketua STF Driyarkara, Senat Mahasiswa kampus itu mengadakan pelatihan di atas Gunung Gede.

Para mahasiswa berangkat setelah Maghrib, sedangkan dirinya mendaki sendirian pada pukul 12 malam. Menariknya, dia sampai duluan di puncak gunung sementara peserta lainnya masih dalam perjalanan.

Menurut Franz Magnis, pendakian gunung dilakukannya demi menghindari kepadatan manusia di perkotaan serta menyepi di atas sana. Baginya mendaki gunung seorang diri memberikan sensasi tersendiri.

Cerita Menarik di Gunung Raung

Franz Magnis Suseno, Pendaki Solo Ulung yang Kini Pensiun
Foto: detik

Ia juga memiliki cerita menarik saat mendaki Gunung Raung di Jawa Timur bersama tiga orang pemandu asal Bondowoso, Jawa Timur.

Kala mendaki Gunung Raung, Franz Magnis dan para pemandu berjalan cukup lama dan menginap di sebuah hutan. Mereka pun memasang tenda untuk beristirahat, saat itu terjadi kejadian yang tak dilupakannya.

Saat dirinya beristirahat, salah satu pemandu secara tak sengaja menendang api unggun. Ketika keluar tenda, dia mendapati api sudah mulai membesar dan merambat kemana-mana.

Franz Magnis dan rombongannya pun bingun karena tak bisa memadamkan api. Namun api dapat dipadamkan dengan cara dipukul menggunakan kayu.

Kendati pernah mendaki Gunung Alpen di Eropa pada 2009, Franz Magnis mengaku sudah memutuskan berhenti mendaki gunung. Ia menjelaskan lututnya mengalami radang sendi lutut karena terlalu banyak mendaki gunung.

Share.