Pendakicantik.com – Destinasi wisata pilihan di Labuan Bajo setelah tarif tiket masuk Taman Nasional Komodo naik.
Harga tarif tiket masuk Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini telah naik menjadi Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun.
Baca Juga: Destinasi Wisata Cantik dan Eksotik yang Wajib Dikunjungi di Medan
Atas dasar itu maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berikan beberapa rekomendasi destinasi wisata pilihan di Labuan Bajo yang tak kalah menarik.
KENAPA LABUAN BAJO TERLALU SEMPURNA?
Aturan kenaikan tarif tiket masuk ini berlaku mulai 1 Agustus 2022 hanya untuk kawasan Pulau Komodo dan Pulai Padar.
Sebagai ganti jika ingin menghindari dari biaya tiket destinasi wisata Labuan Bajo yang bisa menjadi alternatif dari dua pulau tersebut.
Baca Juga: Pendaki Perempuan Uruguay Naik Gunung Kerinci tanpa Lapor Petugas dan Hilang Kabar
Pulau Rinca
Untuk tarif kunjungan ke Pulau Rinca tak ikut naik. Presiden Joko Widodo bahkan pernah menyarankan wisatawan berkunjung ke Pulau Rinca jika ingin bertemu komodo dengan harga tetap.
“Kalau mau liat komodo, di pulau Rinca. Di situ kata Presiden (Joko Widodo) komodonya sama, mukanya sama, dan juga bentuknya sama, enggak ada bedanya, habitatnya dan ekosistemnya juga sama (dengan Pulau Komodo),” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno kepada Kompas, Kamis (28/07/2022).
Perbedaan Pulau Rinca Flores dan Pulau Komodo sendiri terletak di kontur geografis masing-masing pulau. Pulau Komodo didominasi hutan, sementara Rulau Rinca lebih banyak padang rumput luas alias savana.
Tahun 1991, Pulau Rinca ditetapkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Pulau Rinca merupakan salah satu wilayah yang menjadi habitat asli binatang purbakala Komodo.
Untuk mengunjungi Pulau Rinca, wisatawan membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Labuan Bajo. Perjalanan bisa ditempuh dengan menggunakan perahu atau kapal.

Goa Batu Cermin
Goa Batu Cermin tersusun dari dinding-dinding batuan karst atau kapur. Obyek wisata Goa Batu Cermin ini terletak di Desa Batu Cermin, Kecamatan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Goa Batu Cermin ditemukan oleh seorang pastor asal Belanda yang juga seorang arkeolog, Theodore Verhoven pada tahun 1951. Goa Batu Cermin berada di dalam batuan kapur yang berdiri tegak, menjulang tinggi hingga 75 meter dengan lebar 300 meter persegi.
Disebut Batu Cermin karena adanya sinar matahari yang masuk ke dalam celah-celah goa. Sinar matahari seakan memantul ke batu-batu lainnya yang layaknya cermin menimbulkan pantulannya dapat menyinari seluruh ruangan goa.
Goa di kawasan seluas 19 hektar ini sebenarnya telah dibuka dan dijadikan sebagai kawasan wisata oleh masyarakat lokal sejak tahun 1985. Tetapi baru dikenal wisatawan nusantara maupun mancanegara setelah digelarnya Sail Komodo di Labuan Bajo pada 2013. Goa Batu Cermin berjarak 20 menit dari pusat kota Labuan Bajo.
Baca Juga: Gunung Bismo via Sikunang; Rute Tercepat Menggapai Dataran Tinggi Dieng
Waterfront City
Sejak pembangunan Waterfront City di Labuan Bajo rampung, tempat itu menjadi magnet baru bagi warga maupun wisatawan. Tempat titik nol kota Labuan Bajo itu terlihat selalu dipadati wisatawan lokal dan mancanegara.
Waterfront kini telah jadi spot foto terbaik dengan latar belakang pantai dan gugusan pulau-pulau kecil di sekitar kota.
Dikutip dari laman Kemenparekraf, Waterfront City Labuan Bajo terdiri dari lima Zona. Lima zona itu diantaranya
- Zona 1 (promenade Bukit Pramuka)
- Zona 2 (promenade Kampung Air)
- Zona 3 (plaza dan ruang publik)
- Zona 4 (promenade bagian dari plaza hotel)
- Zona 5 (promenade struktur kantilever)
