Pendakicantik.com – Kehadiran manusia diperkirakan telah ada di Dataran Tinggi Dieng sejak 1.000 tahun lalu. Gunung Dieng merupakan gunung tua yang sudah tidak aktif.
Dikategorikan sudah tidak aktif karena gunung tersebut tidak pernah mengalami erupsi sejak tahun 1600.
Baca juga: Video Gubernur Jatim Khofifah Terjatuh di Jembatan Kaca Kompleks Wisata Gunung Bromo
Meski berstatus tidak aktif, tidak menutup kemungkinan jika Gunung Dieng bisa aktif kembali meski tak pernah lagi meletus sejak tahun 1600.
Di masa lalu Dieng merupakan kompleks gunung berapi. Pegunungan Dieng sendiri secara geografis berada di antara kompleks Puncak Rogojembangan di sebelah barat dan pasangan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di sisi timurnya.
Baca juga: Gunung Bromo: Status Waspada; Imbau Pedagang di Lautan Pasir Hati-Hati
Dataran Tinggi Dieng: Sejarah Gunung Purba yang Sekarang Jadi Destinasi Wisata
Sementara itu, pernah ditemukan spesimen batuan vulkanis Gunung Dieng di Kabupaten Semarang. Diperkirakan, Gunung Dieng dahulunya adalah gunung yang besar dan tinggi, melebihi Gunung Slamet dan Gunung Merapi, hingga letusannya sampai ke Semarang.
Di kawasan itu terdapat kurang lebih seratus kawah yang beberapa di antaranya masih aktif. Sebut saja Kawah Sileri, Kawah Sikidang, dan Kawah Sinila. Kawah-kawah Dieng ini ada kalanya menjadi berbahaya bila ada peningkatan kegiatan vulkanis.

Pada periode pertama terbentuknya dataran tinggi Dieng, muncul Gunung Prau, Gunung Jimat, Bukit Rogo Jembangan dan Tlerep, yang kini menjadi dinding alam yang membentengi lembah Dieng.
Baca Juga: Dusun Tukung di Lereng Gunung Sumbing Magelang; Nepal van Java
Lembah Dieng sendiri adalah kaldera (kawah) raksasa yang terbentuk ratusan ribu tahun silam. Tapi, potensi vulkaniknya tidak pernah berhenti. Dari kaldera itu tumbuh Gunung Bismo-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, dan Pager Kandang.
Semua gunung api di Dieng pernah aktif pada eranya masing-masing. Gunung api itu biasanya Meletus dengan skala erupsi freatik yang hanya menyemburkan debu dan lumpur.

Dalam 200 tahun terakhir, sudah terjadi setidaknya 10 kali erupsi freatik pada kawah-kawah di Dieng. Erupsi itu terjadi ketika sebagian air yang ada di bawah tanah berubah menjadi uap karena adanya pemanasan magma bumi.