#PendakiCantik – Sebuah cerita tentang pendaki tersesat selama tiga hari tiga malam di dunia gaib Gunung Malabar dibagikan oleh akun facebook Apriandhika beberapa waktu lalu.
Dalam ceritanya, Apriandhika mendaki Gunung Malabar bersama lima orang temannya setelah melaksanakan Salat Maghrib.
Sebelum memulai pendakian, mereka telah diberi tahu masyarakat setempat tentang keangkeran gunung tersebut. Meski demikian, mereka tetap melanjutkan perjalanan.
Menemukan Banyak Keanehan
PENDAKIAN MISTIS
DIMENSI LAIN DI GUNUNG MALABAR
(Berdasarkan Kisah Nyata)Pada hari Kamis 20 Juni 2019 tahun lalu…
Dikirim oleh Apriandhika pada Jumat, 11 September 2020
Selama dalam perjalanan menuju puncak Gunung Malabar, mereka menemukan adanya banyak keanehan. Salah satunya adalah anjing hitam yang terus menggonggong tanpa henti.
Selain itu, mereka juga mendengar suara besi yang dipukul bersahutan. Padahal mereka sudah sangat jauh dari permukiman warga.
Ketika sampai di pos I, keanehan semakin jelas terlihat ketika Apriandhika melihat sesosok makhluk berwarna putih di sebuah pohon besar.
Keanehan semakin menjadi-jadi setelah mereka melanjutkan perjalanan dari Pos I. Mereka menemukan banyak kunang-kunang sepanjang jalan dan terdengar suara motor di saat bersamaan.
Mulai Tersesat

Selain menemukan banyak keanehan, rombongan pendaki tersebut juga mulai kebingungan ketika jalan sudah mulai bercabang-cabang di tengah hutan yang lebat.
Ketiga teman Apriandhika yang sudah pernah beberapa kali mendaki Gunung Malabar juga justru sangat kebingungan dengan jalan tersebut.
Mereka kemudian terus berjalan dibantu GPS. Suara pukulan besi dan motor yang dihidupkan tak mendekat juga menjauh, masih terdengar jelas oleh mereka, padahal sudah 2-3 jam mendaki.
Mereka saling memendam rasa mistis agar tak menimbulkan kepanikan dan membuat suasana semakin mencekam.
Ada Suara Minta Rokok

Setelah berjalan cukup lama, mereka tak kunjung menemukan Pos IV padahal sudah pukul 24.00 WIB yang menurut estimasi harusnya sudah sampai ke tempat tersebut.
Candaan kelompok pendaki Gunung Malabar ini mulai menghilang. Tapi ada suara minta rokok terdengar jelas dan mereka mengabaikan lalu melanjutkan perjalanan dengan formasi berpegangan dengan tas keril masing-masing.
Salah satu anggota Apriandhika melakukan penandaan jalur dengan menancapkan tongkat kayu di tengah-tengah jalan setapak lalu melanjutkan pendakian. Benar saja, mereka berputar-putar di tempat yang sama dari sore hari.
Mereka serentak duduk di tempat itu dan mulai berdoa dengan diiringi rasa yang campur aduk. Mereka pun terduduk cukup lama, panik, takut, dan gelisah. Bingung harus melanjutkan perjalanan atau kembali pulang.
Ia lalu menyarankan berjalan naik daripada ke bawah. Berdoa dalam hati, mereka berharap menemukan Pos 4 dan tidak jalan memutar-mutar lagi.
Sampai di Puncak Malabar 02.37

Pendaki Gunung Malabar ini pun akhirnya menggapai puncak. Mereka sampai pukul 02.37 dan kemudian membuat perapian.
Dari puncak Gunung Malabar, para pendaki tak lagi mendengar suara yang mengganggu. Mereka merasa puncak gunung ini adalah area paling aman dari semua bagian gunung dan hutan yang telah dilewati.
Pukul 08.45 mereka turun Gunung Malabar dan mengetahui bahwa jalan yang dilewati semalam adalah jalan buntu tapi malah bisa melewati dengan lancar dan sebaliknya.
Pukul 10.00 mereka tiba di perkebunan dan bertemu warga lokal. Sama, mereka tanya dari mana dan setelah tahu dari puncak Gunung Malabar mengatakan nekat sekali ke tempat angker.
Ada Kasus Gantung Diri

15 menit kemudian pendaki ini tiba di Kampung Cidulang tempat menitipkan sepeda motor. Ketika singgah di warung, mereka tahu bahwa puncak Gunung Malabar juga disebut Puncak Besar.
Sebelumnya, pemilik warung bercerita bahwa ada dua kejadian gantung diri di sana. Saat salah satu teman Apriandhika bilang akan pergi Salat Jumat, pemilik warung heran dan bertanya naik di hari apa.
Kemudian terungkap bahwa mereka sudah di atas Gunung Malabar selama tiga hari tiga malam. Mereka kebingungan karena merasa mendaki hanya semalam saja.
Oleh pemilik warung, para pendaki ini diajak ke rumah orang pintar setempat. Dikatakan orang tersebut bahwa mereka selamat karena mau berdoa dalam keadaan tersesat.