Pendaki Cantik – Sebagai langkah pencegahan atas penyebaran virus Corona atau Covid-19, otoritas terkait telah menutup akses pendakian menuju Gunung Everest. Penutupan tersebut dilakukan jelang pendakian musim semi ke puncak tertinggi dunia itu.

“Hari ini, Cina mengumumkan penutupan Gunung Everest untuk musim semi,” tulis Adrian Ballinger, pemimpin jasa ekspedisi Aplenglow Expeditions dalam unggahannya, Rabu (11/3/2020).

Meski sedih dengan pengumuman tersebut, Adrian menegaskan bahwa keputusan tersebut adalah langkah yang tepat untuk mencegah penyebarluasan virus Corona pada para pendaki.

“Saya setuju dengan keputusan China. Bertanggung jawab. Mendaki gunung saat ini tidak sebanding dengan risiko penularan di Base Camps, atau saat kembali ke rumah,” ungkapnya.

Baca10 Etika Seorang Pendaki Gunung

Menyusul Cina, Nepal Tutup Pendakian ke Everest

Menyusul langkah yang diambil pemerintah Cina dari sisi utara, pemerintah Nepal juga mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan semua izin pendakian ke Gunung Everest mulai 14 Maret hingga 30 April 2020.

“Kami telah memutuskan untuk menghentikan semua visa turis hingga 30 April,” jelas Narayan Prasad Bidari, Sekretaris dari kantor Perdana Menteri Nepal dilansir BBC, Jumat (13/3/2020).

Narayan juga menyebutkan, penutupan tersebut juga sekaligus berarti pembatalan atas semua izin pendakian yang telah dikeluarkan sebelumnya.

“Saat ini, semua izin yang telah dikeluarkan dan izin yang belum dikeluarkan untuk pendakian Everest pada tahun 2020 akan dibatalkan,” jelasnya.

Pemerintah Nepal juga menyarankan agar warga asing yang telah terlanjur datang ke Nepal untuk melakukan pendakian agar tinggal di karantina selama 14 hari.

Menyusul Cina, Nepal Tutup Pendakian ke Everest
Nikita Willy saat mendaki lewat Nepal – @nikitawillyofficial94

Baca10 Peralatan Dasar Seorang Pendaki Gunung

Kebanyakan pendaki tersebut berasal dari Amerika Serikat, India, Cina, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah Nepal.

Diketahui, selain dari pendapatan pariwisata lainnya, Nepal menghasilkan empat juta Dollar pertahunnya hanya dari izin pendakian Everest.

Saat ini ada satu kasus virus yang dikonfirmasi di Nepal, tetapi negara itu berbatasan dengan India yang telah melaporkan lebih dari 70 kasus. Adapun saat ini, pemerintah Nepal telah meminta warganya untuk menghindari pertemuan massal termasuk pernikahan dan fungsi publik.

Status Pandemi Virus Corona

Infeksi virus Corona atau Covid-19 telah resmi dinyatakan sebagai pandemi pada Kamis (12/3/2020).

“Covid-19 dapat dicirikan sebagai pandemi. Hal itu [status pandemi] tidak mengubah apa pun yang harus dilakukan oleh setiap negara,” ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengutip CNN.

Hingga saat ini belum ada kriteria spesifik yang menentukan status pandemi. Pandemi juga tidak ditentukan oleh jumlah kasus atau kematian yang diakibatkan. Namun, setidaknya ada tiga kriteria umum sebuah penyakit dikatakan sebagai pandemi.

Pertama, virus dapat menyebabkan penyakit atau kematian. Kedua, penularan virus dari orang ke orang terus berlanjut tak terkontrol. Ketiga, virus telah menyebar ke hampir seluruh dunia.

Tercatat ada beberapa penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang sejarah seperti cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, HIV/AIDS.

Nikita Willy mendaki ke Himalaya sebelum pandemi Corona
Nikita Willy saat mendaki ke himalaya – @nikitawillyofficial94

Baca10 Latihan Dasar Sebelum Mendaki Gunung

Sementara itu, wabah virus Corona juga telah merebak ke beberapa daerah di Indonesia. Namun, hingga kini pemerintah belum membuka data besar terkait daerah-daerah mana saja yang berisiko terhadap penularan virus tersebut.

Dalam dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Selasa, (10/3), juru bicara pemerintah untuk urusan virus Corona, Achmad Yurianto justru meminta masyarakat memaklumi kebijakan pembatasan informasi itu.

“Mohon maaf nggak bisa kita buka lebar-lebar (data) karena responsnya macam-macam. Kita tahu pengalaman kemarin ditolak mentah-mentah, pada saat kita memutuskan Natuna sebagai tempat pemantauan. Oleh karena itu, kita harus hati-hati,” tegas Yurianto.*

Share.