Pendakicantik.com – Benteng Belgica merupakan sebuah benteng yang penuh cerita sejarah yang dijadikan icon di pecahan uang 1000 rupiah yang baru.
Di pecahan uang 1000 rupiah itu tertera sebuah gambar Benteng dengan pemandangan sebuah gunung.
Baca Juga: Kelabba Madja: Pesona Bukit Pelangi Lukisan Para Dewa di Sabu
Foto tersebut merupakan lukisan dari Benteng Belgica yang terletak di Pulau Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, provinsi Maluku.
Benteng Belgica: Benteng Penuh Kisah Sejarah di Bandar Neira
Segala sesuatu yang akan dijadikan icon atau bahkan sampai diabadikan dalam sebuah Mata Uang tentunya bukan sembarangan. Pasti ada sesuatu daya tarik dan bahkan mengandung nilai sejarah bagi peradaban bangsa.
Baca Juga: Danau Weekuri: Laguna Unik dan Indah di Pulau Sumba
Sekilas tentang Benteng Belgica
Jika diamati secara sekilas saja, Benteng Belgica adalah salah satu benteng terindah di Indonesia yang bentuknya sudah sangat menarik meski mengalami renovasi dan pembaharuan dari sisa benteng yang masih bertahan.
Apalagi Benteng Belgica ini berada di tengah sebuah pulau kecil diantara luasnya lautan dengan pemandangan langsung menghadap gunung api Banda membuat siapa saja yang berdiri di benteng akan melihat keindahan alam yang luar biasa.
Secara history, benteng ini pernah dikuasai oleh 4 bangsa yakni Portugis, Belanda, Inggris dan akhirnya Indonesia.
Benteng ini awalnya dibangun oleh bangsa Portugis pada abad 16. Namun setelah Belanda mengalahkan Portugis dan menguasai Banda maka Gubernur VOC, Jendral Pieter Both membangun ulang benteng ini yakni pada tanggal 4 September 1611 sekaligus memberi nama baru pada benteng ini yakni Fort Belgica atau Benteng Belgica.
Baca Juga: Erupsi Gunung Kerinci, Semua Jalur Pendakian Ditutup
Dalam sebuah perang melawan Inggris tepatnya tanggal 8 Maret 1796, Belanda akhirnya kalah dan semua perdagangan rempah hingga pertahanan benteng dikuasai oleh Pasukan Inggris.
Bahkan saat itu Inggris rela menjual kota Manhatan dengan menukarnya bersama Pulau Rum Banda Neira yang dinilai punya harga yang sama karena saat itu Pulau Rum menjadi Pulau penghasil rempah yang dinilai setara dengan emas pada saat itu.